Di kebanyakan tempat, pengunjung
toilet wanita lebih banyak dari toilet pria. Tentu saja karena jumlah wanita
lebih banyak dari pria. Wanita juga banyak yang lebih “beser”. Hmmm… Hal ini
tidak berlaku di sekolah teknik tempat saya dulu belajar. Hanya ada sedikit
wanita yang di jurusan teknik sipil yang saya ambil itu.
Ketika ke toilet di tempat umum,
sering kali terjadi antrean. Selain karena panggunanya banyak, waktu yang
digunakan oleh perempuan di toilet juga cukup lama. Itu baru kegiatan yang
dilakukan di dalam bilik toilet. Masih belum ditambah dengan mencuci dan
mengeringkan tangan di luar bilik toilet.
Beberapa bangunan yang digunakan
untuk umum, ada yang sudah memperhitungkan hal antrean di toilet wanita. Desain
toilet wanita dibuat agak berbeda dengan toilet pria. Ada lebih banyak bilik
yang bisa digunakan. Dengan luasan yang sama dengan toilet pria, biliknya bisa
lebih banyak karena di toilet wanita tidak perlua da urinoir. Selain itu, ada
juga toilet wanita yang dilengkapi dengan banyak cermin dan interior bagian
dalam yang feminin, cewek banget.
Ada juga bangunan yang tidak
memperhitungkan hal seperti itu. Saya pernah bersekolah di sekolah yang toilet
pria dan wanitanya ditukar ketika tahun ajaran berganti. Desain bagian dalamnya
sama. Semua toilet memiliki bilik-bilik jamban dan urinoir. Di sekolah ini,
jumlah murid pria dan wanita hampir sama. Seharusnya, jumlah toilet yang sama
cukup untuk semua orang. Namun, kenyataannya tidak demikian. Antrean di toilet
wanita sering menjadi kendala bagi orang yang sudah kebelet. Beberapa siswi
pernah ada yang nekat untuk numpang pipis di toilet pria karena lamanya
antrean. Tentu saja sudah ada orang yang menjadi intel di dalam toilet pria
supaya si penyelinap tidak harus melihat cowok-cowok yang lagi pipis di
urinoir. Hehehe….
Toilet wanita di gedung-gedung
teater hampir selalu penuh ketika ada bubaran film. Saya termasuk pengunjung
setia toilet setelah nonton film. Kalau ada beberapa teater yang filmnya selesai
di jam yang sama, dipastikan antrean di toilet teater pasti panjang mengular.
Ada beberapa teater yang menempatkan petugas di dalam toilet. Petugas ini,
selain sigap membersihkan toilet, juga mengarahkan antrean yang kadang-kadang
tak menentu tanpa aturan.
Saat sedang antre di toilet wanita,
kadang-kadang ada yang ngobrol. Saya juga kadang-kadang ngobrol dengan
orang-orang yang senasib dengan saya itu. Topik obrolan paling sering adalah
betapa beruntungnya para pria yang bisa pipis dengan cara yang lebih simpel dan
cepat. Kadang-kadang, obrolan beralih pada orang-orang yang lama sekali tak
kunjung keluar dari bilik. Obrolannya emang enggak mutu, sih. Sekadar
menghabiskan waktu dan mengalihkan perhatian.
Saat ini, selain ngobrol, para
wanita yang antre di toilet bisa melakukan kegiatan lain, misalnya main
handphone atau foto selfie. Itu adalah kegiatan yang saya lakukan ketika
terakhir kali antre di toilet bersama dengan teman-teman saya. {ST}