Pada liburan lebaran yang
lalu, saya hampir tidak pernah menonton TV sama sekali. TV rumah kami, yang
terhubung dengan saluran TV kabel, tidak dapat menyiarkan siarannya. Sebenarnya
bukan karena saluran TV ataupun TV-nya juga, sih. Siaran itu diblokir karena
terlambat membayar. Adik saya, orang yang bertanggung jawab untuk membayarnya
sedang pulang kampung dan kemungkinan membayar tagihan TV bukanlah menjadi
prioritasnya di saat liburan.
Sudah beberapa tahun ini
saya tidak terlalu sering menonton TV. Selain karena pilihan acaranya tidak
saya sukai, saya juga sering tidak kebagian jatah nonton. Apalagi kalau remote
TV sudah dipegang oleh penghuni lain rumah kami yang seleranya berbeda.
Mendingan pergi aja daripada ribut.
Saya paling ribut kalau
ada yang menonton sinetron dengan jalan cerita yang lebay atau infotainment
yang beritanya enggak mutu banget. Makin mangkel lagi kalau ada beberapa
saluran TV yang menayangnya infotainment dalam waktu bersamaan dengan berita
yang itu-itu juga. Berita yang sebenarnya tidak layak untuk dijadikan berita.
Nah, kalau ada yang menonton tayangan seperti ini, saya memilih membaca aja.
Liburan lebaran di rumah
saja, dalam bayangan saya sebelumnya akan saya habiskan dengan menonton TV di
ruang tengah kami. Sebagai pelengkapnya, saya akan menggelar kasur. Jadi, kalau
sampai ketiduran sudah ada kasur dan bantalnya. Selain menonton siaran TV, saya
juga rencananya mau menonton beberapa film lama yang pernah saya beli.
Rencana itu hanya tinggal
rencana yang tidak terlaksana. Siaran TV yang tidak bisa diakses membuat saya
mengalihkan perhatian saya ke hal lain. Saya memilih untuk membaca dan membuat
sesuatu untuk dibaca. Kegiatan ini memang mirip dengan pekerjaan saya
sehari-hari. Namun saya mengerjakannya dengan senang riang dalam suasana
liburan. Ada atau tidaknya TV tidak mengganggu liburan saya. {ST}