Sudah
menjadi pengetahuan umum, kalau di saat Lebaran, makanan susah dicari. Penjual
makanan libur. Banyak juga yang pulang kampung. Pasar tradisional menjadi sepi.
Sepi penjual, sepi juga pembelinya.
Sebagai
penduduk Jakarta, kami sudah tahu risiko yang akan kami hadapi kalau tetap
tinggal di Jakarta selama libur Lebaran. Kami harus menyiapkan bahan makanan
supaya tidak kelaparan. Orang tua kami pun sudah menyadari tentang ini. Mereka
mengirimkan 5 kg ikan asin dari Palangkaraya. Tante saya juga mengirimkan rending
1 kg.
Selain
ikan asin dan rendang, kami juga menyiapkan aneka bahan makanan lainnya. Kami
sengaja membeli ayam, tempe dan tahu. Bahan-bahan makanan ini dibumbui kemudian
disimpan di kulkas. Kalau mau makan, baru dimasak.
Yang
agak susah adalah makanan segar seperti sayur dan buah. Bahan makanan seperti
ini cepat rusak, tidak bisa disimpan lama-lama. Padahal makanan ini sangat
diperlukan untuk kesehatan pencernaan. Sepertinya kami harus mencari cara lain
kalau masih ingin menyantapnya.
Bahan
makanan yang paling penting adalah beras. Kami, tepatnya saya, sudah memastikan
kalau bahan makanan yang ini mencukupi untuk segenap penghuni rumah.
Mudah-mudahan, dengan persediaan makanan yang kami siapkan ini, kami tidak
sampai kelaparan walaupun tidak ada orang yang berjualan makanan. {ST}