Ana

Rabu, 22 Juli 2015

Penasaran Umur Tekukur




            Di rumah kami ada burung tekukur yang dipelihara dalam sangkar di depan rumah. Burung tekukur ini pernah dikira sudah mati dan siap dimakamkan. Ajaibnya, burung tekukur itu hidup lagi. Kejadian itu terjadi bertahun-tahun yang lalu. Saya menuliskannya di sini.

            Tekukur itu masih hidup sampai saat ini. Bunyi “kur kur” nya masih menjadi bagian rumah kami setiap pagi. Ya, dia memang bersuara di pagi hari. Ketika hari menjelang siang, burung tekukur ini diam-diam saja di sangkarnya.

            Burung tekukur kami ini keadaannya (terlihat) sehat-sehat saja. Kami rutin memberinya makan setiap hari dengan biji jagung. Pembelian makanan burung ini termasuk dalam pengeluaran rutin di rumah kami. Sepanjang ingatan saya, dia hanya pernah sakit sekali. Sakitnya itu bahkan membuatnya sampai dikira mati dan dimasukkan dalam kantong plastik hitam.

            Saya tidak tahu umur burung tekukur peliharaan kami itu. Yang jelas, burung ini sudah cukup lama menjadi satu-satunya penghuni sangkar berwarna putih yang ada di depan rumah kami. Saya jadi penasaran sebenarnya berapakah umur rata-rata seekor tekukur. Tentu saja saya segera mencari informasinya di internet. Informasi tentang tekukur  cukup banyak. Salah satunya adalah yang saya tulis sendiri. Tulisan saya itu bahkan masuk di halaman pertama pencarian Google, lo. Kasian juga yang sampai mengkliknya, informasi yang saya tulis di blog saya itu sebenarnya enggak penting-penting amat.

            Informasi yang saya dapatkan lebih dari yang ingin saya ketahui. Ternyata, di dunia yang saya tempati ini ada orang yang menggemari tekukur. Bahkan ada lomba khusus burung tekukur. Yang dilombakan adalah suaranya.

            Dari sebuah situs internet, saya membaca informasi lengkap tentang tekukur atau yang dikenal juga dengan nama derkuku. Ada informasi tentang macamnya, cara pemeliharannya, sampai cara menjodohkannya. Yang paling saya ingat adalah cara memberi makannya. Umumnya orang yang memelihara burung hanya memberi makan peliharaannya dengan 1 jenis makanan. Nah, di alam bebas, burung tekukur ini makan aneka jenis bijian. Memakan hanya 1 jenis biji akan membuatnya kekurangan gizi. Duh, berarti tekukur kami kurang gizi, dong? Hebat juga ya dia bisa berumur panjang hanya dengan 1 jenis makanan.

            Saya juga tersenyum sendiri ketika membaca bagian menjodohkan burung tekukur. Ternyata ada langkah-langkah yang “niat banget” untuk menjodohkan tekukur supaya keturunan yang dihasilkan menjadi unik dan bersuara bagus. Pasangan yang akan dipilih ditimbang-timbang dulu bibit, bobot, bebetnya. Wah, sudah seperti ortu yang memilih calon menantu, yah!

Saya jadi agak merasa bersalah melihat tekukur di rumah kami. Burung berbunyi kur kur itu hanya sendiri, tinggal di dalam sangkar pula. Mana bisa bergaul dengan burung tekukur lainnya. Saya bahkan tidak tahu dia burung jantan atau betina. Walah, gimana mau menjodohkan. Lagian, para penghuni rumah ini juga ada yang belum menemukan jodohnya. Mana ada yang kepikiran mencari jodoh untuk tekukur.

Saya juga sangat takjub ketika melihat kriteria penilaian lomba tekukur. Kriteria penilaiannya ternyata banyak. Hampir seperti pemilihan idol yang ada di TV. Saya membaca rinciannya sambil terkagum-kagum. Saya sampai lupa kalau sebenarnya yang saya cari hanya informasi tentang umur tekukur. Informasi ini saya dapatkan dari artikel lainnya. Tekukur, bila sehat dan dipelihara dengan baik, bisa mencapai umur 10 tahun. Wah, panjang umur juga, ya. {ST}

Baca juga:
Tekukur yang Nyaris Dikubur 
Tekukur Panjang Umur

Popular Posts

Isi blog ini