Ana

Minggu, 19 Juli 2015

Ngantor di Ruang Kerja Papah




            Libur lebaran enggak kemana-mana membuat saya harus memutar otak supaya enggak bosan. Saya, sih, sudah berencana untuk mengisinya dengan membuat tulisan. Lo, kok mirip sama kerjaan? Yeah, begitulah kalau hobi sudah menjadi pekerjaan. Dan pekerjaan adalah hobi.

            Rencananya, saya mau membuat cerita dengan tokoh-tokoh yang sudah saya. Kepribadian tokoh-tokoh itu sudah saya buat berdasarkan pengetahuan saya tentang manusia yang ternyata semuanya diciptakan unik itu. Saya juga mau menuliskan beberapa catatan yang kelak akan menjadi penghuni blog ini.

            Untuk tempat kerjanya, awalnya saya merencanakan di kamar tidur saya. Di kamar ini, ada 3 meja yang bisa digunakan sebagai tempat laptop tempat saya mengetik. Saya pernah mencobanya beberapa waktu yang lalu. Namun, apa yang saya lakukan itu tidak bisa berlangsung lama. Tak lama kemudian perhatian saya teralih pada hal lain, yaitu tempat tidur dan kasurnya. Daya tariknya membuat saya berpindah menuju tempat tidur, leyeh-leyeh dan...tidur.

            Saya akhirnya menjelajah rumah untuk menemukan tempat yang tepat. Tempat yang membuat saya tidak tergoda untuk leyeh-leyeh dan tidur. Rumah kami sebenarnya cukup besar dan memiliki banyak tempat yang bisa digunakan sebagai tempat untuk menulis. Saya akhirnya menemukan ruang kerja Papah. Ruang kerja ini letaknya di bagian depan rumah kami, di samping kamar tidur orang tua saya.  Ruang ini memiliki jendela yang menghadap ke halaman depan.

            Saya sebenarnya sangat jarang memasuki ruangan ini. Selain karena tidak ada kepentingan untuk ke ruang ini, juga karena ruang ini menjadi teritori Papah. Anak-anaknya hampir tidak ada yang berani mengganggu teritorinya. Dulu, ketika kami masih kecil, Papah akan memarahi kami dengan galak kalau sampai berani mengganggu ruang kerjanya.

            Kali ini, saya berani menggunakan ruangan ini karena Papah sedang berada di Palangkaraya, di rumahnya yang 1 lagi. Ruang kerja ini kosong dan tidak digunakan. Lebih baik saya saja yang menggunakannnya.

            Ruang kerja ini sangat nyaman untuk bekerja. Tinggi mejanya pas untuk mengetik. Jendela yang terbuka menghembuskan angin sejuk. Jendela itu juga menjadi tempat masuknya sinar matahari yang terangnya cukup untuk menulis dan membaca. Semoga saja saya bisa menghasilkan tulisan yang bagus dan bisa menginspirasi banyak orang dari ruangan ini. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini