Ana

Sabtu, 25 Juli 2015

Harga Ayam Kampung Menjelang Lebaran




            Liburan Lebaran tahun ini saya lewatkan di rumah saja. Adik saya, yang dalam masa pemulihan kesehatan, menemani saya di rumah. Pada kunjungan terakhirnya ke dokter, dokter menyarankan beberapa menu makanan yang baik bagi pemulihan kesehatannya. Salah satu menunya adalah sop ayam yang dimakan selagi panas.

            Keluarga  kami yang berasal dari Kalimantan memiliki menu sop ayam andalan. Namanya luntuh manuk. Terjemahan bebasnya adalah rebus ayam. Cara memasaknya memang dengan merebus ayam dengan bumbu bawang putih, sereh dan kunyit. Ayam yang digunakan sebaiknya ayam kampung. Resep aslinya memang yang digunakan adalah ayam kampung yang menjadi bagian dari kampung-kampung di Kalimantan.

O iya, makanan ini dulunya bukanlah makanan untuk manusia. Makanan ini adalah sesajen untuk leluhur dan para dewa. Kami juga sering menyebutnya dengan makanan para dewa. Tampilannya berwarna kuning karena pengaruh kunyit. Warna kuning juga digunakan pada kain-kain yang menjadi bagian tempat sesaji untuk leluhur.

Kami merencanakan untuk membuat luntuh manuk sebagai menu makanan kami sehari menjalang lebaran. Pagi itu, saya memberikan uang belanja kepada pembantu rumah tangga kami dengan mandat khusus untuk membeli ayam kampung di pasar dekat rumah. Tak lama kemudian, dia kembali dengan tangan hampa. Katanya di pasar sudah tidak ada pedagang yang menjual ayam kampung.

Adik saya yang berpengalaman membeli ayam kampung tidak percaya begitu saja dengan berita itu. Ayam kampung dijual dalam bentuk ayam hidup. Bila ada yang mau membelinya, barulah ayamnya diambil dari kandang dan dipotong. Asisten rumah tangga kami segera kembali ke pasar setelah mendapat mandat baru. Ternyata memang ada yang menjual ayam kampung hidup. Harganya Rp 110.000 per ekor. Itu pun harus memotongnya sendiri.

Mendengar harga yang melebihi anggaran yang saya berikan, dia kembali pulang tanpa hasil. Saya dan adik saya tidak jadi membeli ayam kampung itu karena kami menilai harganya terlalu mahal. Kami akan membuat luntuh manuk lain kali saja saat harga ayam kampung sudah kembali normal. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini