Ana

Selasa, 14 Juli 2015

Bedug dan Beduk




            Suatu malam di bulan Ramadhan, saya melewati daerah Tanah Abang. Setiap tahunnya di daerah ini digelar dagangan berupa beduk. Beduk-beduk itu dijual musiman hanya di bulan Ramadhan.
            Beduk-beduk ini menarik perhatian saya. Saya pun menepikan mobil, memotret dan mencari info tentang beduk-beduk ini. Dalam kemacetan Jakarta yang luar biasa itu, saya menemukan bahan untuk tulisan. Tulisannya bisa dibaca di sini.

            Saya menuliskan tulisan ini esok harinya. Cukup mudah menuliskannya karena kejadiannya baru terjadi malamnya. Untuk menyempurnakan tulisan, saya mengecek beberapa kata ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Saya memang membiasakan diri untuk menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk media anak tempat karya-karya saya sering diterbitkan.
            Dalam KBBI, ternyata penulisan yang baku adalah beduk, bukan bedug. Akhirannya pakai huruf k. Saya sampai kaget sendiri dan mengeceknya berkali-kali. Hasil pengecekannya tidak berubah. Penulisan beduk yang benar itu pakai huruf k di akhirnya. Karena itu saya mengubah semua tulisan bedug menjadi beduk di naskah saya.
            Salah paham itu ternyata tidak hanya terjadi pada saya. Penulisan bedug, dengan akhiran huruf g, ada di berbagai media. Tidak hanya media massa, tapi juga di dokumen pemerintah, iklan-iklan, dll. Wah, banyak juga yang salah, ya!
            Baik beduk maupun bedug, jika dilafalkan, bunyinya mirip. Bahkan, bunyi dengan akhiran g sepertinya lebih mantap. Seakan-akan bunyinya lebih keras dan bergema. Saya menebak-nebak, mungkin penggunaan huruf g di akhirannya itu karena pengaruh bahasa Jawa. Dalam penulisan bahasa Jawa, kata yang berakhiran huruf k biasanya dilafalkan dengan tekanan di akhir kata. Kalau akhirannya huruf g, tekanannya lebih terdengar. Kira-kira sama kasusnya seperti uneg-uneg, gudeg, budeg, gedeg, dll.
Kesalahan masal itu membuat saya dan sepertinya banyak orang lainnya, mengira kalau penulisan yang benar adalah bedug, bukan beduk. Tidak ada pula orang yang mau repot-repot mengoreksinya. Saya pun tidak mau. Hmmm… Mungkin kalau masih ada waktu, saya akan menuliskannya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini