Ana

Minggu, 28 Juni 2015

Tuli Sudah Pasti Bisu (?)


            Dalam sebuah perbincangan, saya mendengar kalau semua orang yang bisa menyanyi itu pasti bisa mendengar. Orang itu telah lebih dulu mendengarkan, baru kemudian ia mengikuti bunyinya. Maka jadilah sebuah nyanyian.
            Orang yang nyanyinya fals, diduga karena punya kekurangan di pendengarannya. Entah itu budi (budek dikit), atau bubang (budek banget). Ada juga yang berpendapat kalau orang yang nyanyinya fals itu inginnya sesukanya aja. Bersuara sekehendak hatinya. Ada benarnya juga, sih. Dalam pergaulan saya selama ini, pernah juga saya bertemu dengan orang yang seperti itu. Atau tepatnya saya mengira kalau dia adalah orang yang seperti itu. Ada juga yang memang nada suaranya fals, bahkan bicara pun fals.
            Yang cukup menarik bagi saya adalah kenyataan kalau orang yang dilahirkan tuli, biasanya bisu. Itu bisa dimaklumi karena dia tidak pernah mendengar suara selama hidupnya. Tentunya dia tidak dapat mengikuti bentuk bunyinya.
            Yang sangat menarik adalah adanya paduan suara tuna rungu. Saya belum tahu ada di mana dan apa nama paduan suaranya. Yang jelas mereka ada. Bagaimana cara mereka melakukannya? Itu ternyata karena kerja keras pelatihnya. Pelatihnya harus mencontohkan cara menyanyikan dengan bahasa tubuh. Para penyanyi belajar dan berlatih dengan melihat ke pelatihnya. Itu bukanlah hal yang mudah dilakukan.
            Orang yang pernah mendengar suara paduan suara ini mengatakan kalau paduan suara itu betul-betul bernyanyi. Mereka menyanyikan lagu yang ada liriknya. Kedengarannya memang tidak sempurna. Ada banyak nada yang fals dan seperti tidak pada tempatnya. Namun, penampilan mereka adalah karya nyata wujud pujian pada Sang Pencipta.
            Orang yang dilahirkan tuli memang biasanya bisu. Namun hal-hal luar biasa bisa saja terjadi. Tidak selamanya orang tuli itu bisu. Mereka bahkan bisa bernyanyi memuji kebaikan Sang Pencipta. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini