Tahun
2015 ini, kemungkinan bulan Ramadhan akan dimulai tanggal 17 atau 18 Juni 2015.
Umat Islam akan berpuasa selama sebulan. Mereka tidak makan, tidak minum dan
juga menahan nafsu selama sebulan itu.
Tahun
ini, ada isu yang menyebutkan kalau Menteri Agama meminta tempat makan tetap
buka pada saat bulan puasa. Hal itu kabarnya untuk menghormati orang-orang yang
tidak berpuasa. Isu ini belum tentu benar, namun sudah mengundang banyak
reaksi. Bangsa ini memang bangsa yang reaktif ya…
Ada
yang pro, terutama orang-orang yang tidak puasa. Kaum minoritas yang tidak
wajib menjalankan puasa memang kadang-kadang agak “disusahkan”. Kebanyakan
orang, yang beraktivitas jauh dari rumah, kebanyakan membeli makanan. Kalau
sampai semua tempat makan tutup, maka akan datang masalah baru lagi. Ada juga
yang kontra. Membuka tempat makan yang kabarnya untuk menghormati orang yang
tidak puasa, dapat dikatakan juga justru tidak menghormati orang yang berpuasa.
Kalau
saya, tidak sepenuhnya pro, tidak pula sepenuhnya kontra. Bukan berarti plin
plan juga, sih. Saya bahkan merasa tidak perlu bersikap dalam hal ini. Saya
menuliskan catatan tentang pendapat saya itu sekalian untuk berjaga-jaga kalau
ada yang bertanya. Kalau sampai ada yang menanyakan pendapat, saya tinggal
memberikan tautan tulisan saya di blog ini. Baca sendiri aja. Saya malas
membahas hal-hal terkait agama. Sesuatu yang biasanya tanpa ujung, tidak
produktif juga.
Saya
beragama Kristen. Saya tidak wajib berpuasa ketika bulan Ramadhan datang.
Biasanya, saya tetap makan dan minum seperti biasa. Yang tidak biasa adalah
cara dan tempat makannya. Yang biasanya saya makan tanpa segan, saat Ramadhan
saya akan ngumpet. Rasanya tidak nyaman kalau teman-teman yang puasa melihat.
Saya juga tidak tega rasanya kalau mereka menjadi tergoda karena aroma makanan
saya.
Kebiasaan
ngumpet itu sudah saya lakukan selama bertahun-tahun. Teman-teman yang puasa
mudah-mudahan tidak merasa terganggu atau tergoda. Saya juga sudah merasa
terbiasa. Dan itu tidak mengganggu, kok. Saya juga malah merasa nyaman apabila
rumah makan ditutupi dengan tirai.
Selain
sebagai penghormatan kepada teman-teman yang berpuasa, tidak makan di depan
orang berpuasa juga adalah bentuk nyata pengamalan ajaran Kristus dalam doa
Bapa kami. Bentuk nyata dari doa Bapa Kami: Janganlah masukkan kami ke dalam
pencobaan. Makan di depan orang yang sedang menahan nafsu makan dapat dikatakan
“memasukkan orang dalam pencobaan”. {ST}