“Kami meminta perputaran pegawai,
yang telah lama di udik dipindahkan ke kota dan sebaliknya.”
Tulisan itu adalah isi hati sebagian pegawai
yang bertugas di Kalimantan Tengah. Bisa ditebak yang menulisnya adalah orang
yang ditempatkan di udik. Rasanya sangat kecil kemungkinannya kalau yang
menuliskannya adalah orang yang ditempatkan di kota.
Bertugas sebagai pegawai di
Kalimantan Tengah bukanlah hal yang mudah. Daerah dengan akses yang susah
membuat banyak orang yang berurbanisasi ke kota. Itu bahkan terjadi sampai saat
ini, sampai catatan ini dibuat. Suara rakyat itu, yang dituliskan dengan tulisan tangan bersambung itu, sepertinya masih relevan sampai saat ini.
Kenyamanan tinggal di kota dan
pelosok daerah memang sangat jauh bedanya. Pedalaman Kalimantan (yang juga disebut udik) kebanyakan tidak berpenghuni dan susah diakses. Pasti sangat tidak
nyaman tinggal di tempat seperti ini terlalu lama. Apalagi kalau berjauhan dengan keluarga. Makin tidak nyaman lagi
karena kemungkinan ada rasa iri yang timbul karena ada rekan lain yang pekerjaannya
sama tetapi lebih nyaman.
Saya tidak tahu apakah suara hati itu
mendapat tanggapan dan tindak lanjut dari kepala pemerintahan. Saya tidak ada
pada saat itu, dan tidak pula mau repot-repot mencari tahu. Yang membuat saya
terkesan adalah kejujuran yang disampaikan dalam bentuk tulisan itu. Kejujuran itu didokumentasikan oleh orang yang saat itu menjadi kepala daerahnya. {ST}