Suatu
hari saya berkendara dengan menggunakan Transjakarta. Saya memilih untuk berada
di bagian depan, bagian khusus wanita. Kali itu saya sangat beruntung karena
mendapatkan tempat duduk. Itu adalah suatu yang sangat saya syukuri karena
sebelumnya harus menunggu cukup lama di halte.
Waktu
itu, hanya ada 1 orang lain yang berdiri. Semua orang yang masuk di halte tempat
saya menunggu itu mendapatkan tempat duduk. Satu-satunya perempuan yang sedang
berdiri itu terlihat menyandar di tiang. Perempuan yang badannya agak gemuk ini
juga membawa tas yang terlihat cukup berat.
“Mbak
hamil, ya? ini duduk di sini aja,” kata seorang perempuan yang duduknya tak
jauh dari tiang tempat di mbak bersandar.
“Hmmm…
Enggak, kok. Saya cuma gendut,” jawab perempuan bertubuh besar itu.
Saya,
yang mendengarkan percakapan itu dengan jelas, habis-habisan menahan tawa.
Rasanya pingin ngakak. Lucu banget jawaban mbaknya. Namun, dari wajahnya
sepertinya dia tidak berniat untuk melucu.
“Ya
udah, gak papa. Duduk di sini aja,” kata perempuan yang tadinya menawarkan
tempat duduknya itu. Perempuan muda yang langsing itu kemudian berdiri di dekat
tempat duduk itu.
Mbak
yang mengaku perutnya gendut akhirnya duduk dengan wajah lega. Saya, yang duduk
di seberangnya, melemparkan senyuman. Senyuman yang sebenarnya adalah tawa yang
tertahan. {ST}