Saya
membaca sebuah artkel tentang banyaknya remaja yang depresi karena internet. Pengaruh
internet, terutama media sosial, membuat mereka makin tertekan. Dalam artikel
pendek itu tidak dibahas secara detail mengapa para remaja menjadi tertekan.
Namun saya dapat menduga-duga sebabnya.
Masa
remaja adalah masa peralihan dari anak kecil menuju dewasa. Pada masa ini,
manusia mengalami banyak perubahan, baik fisik maupun psikis. Saat remajalah
hal-hal yang dulunya belum pernah dilakukan mulai dilakukan untuk pertama
kalinya. Masa remaja adalah masa mencari jati diri. Masa remaja adalah masanya
mencoba-coba.
Pada
masa remaja jugalah manusia berlomba-lomba untuk menjadi sama seperti
sesamanya. Ada juga yang malah berlomba-lomba menjadi unik. Beda sendiri. Saya
termasuk orang yang berlomba menjadi unik. Kebencian saya pada keseragaman
dimulai saat saya remaja dan masih berlangsung sampai saat ini.
Kegalauan
biasanya terjadi pada remaja yang berlomba-lomba menjadi sama. Kalau
teman-temannya memiliki atau melakukan sesuatu yang sedang ngetren, maka si
remaja akan ikut-ikutan. Banyak juga yang berjuang habis-habisan untuk
mendapatkan pengakuan.
Dengan
adanya media sosial berbasis internet, ajang untuk unjuk gigi lebih banyak.
Ajang yang dulunya hanya di sekolah dan pesta perpisahan, kali ini bisa diakses
setiap saat. Ketika membuka media sosial, para remaja akan melihat
teman-temannya mengenakan atau melakukan sesuatu yang lebih keren. Keinginan
untuk berbuat lebih dan mendapatkan pengakuan akan membuat para remaja makin
tertekan bahkan depresi. Kira-kira begitu, deh, penjelasan tidak ilmiah dari saya
tentang remaja yang depresi karena internet. {ST}