Ana

Senin, 18 Mei 2015

Ngobrol Bersama Orang yang Suka Ngomongin Orang




            Suatu hari, saya berbincang-bincang dengan sepasang suami istri setengah baya yang saya kenal di gereja. Biasanya, saya hanya mengobrol basa-basi atau seputar pelayanan yang kami lakukan bersama. Kali ini, kami ngobrol lebih banyak. Itu karena ada banyak waktu.
            Dalam beberapa menit pertama, kami sudah ngomongin orang. Hmm… tepatnya kejelekan orang yang sama-sama kami kenal. Lama-lama kejelekannya makin bertambah. Saya, yang sebenarnya tidak terlalu mengenal orang yang dibicarakan itu, lebih banyak mendengarkan.
            Perbincangan beralih ke orang lainnya. Topiknya, lagi-lagi kejelekannya. Topik ini berulang lagi ketika kami membicarakan orang yang lain lagi. Lama-lama saya jadi enggak betah sendiri. Saya pun jadi berprasangka sendiri, kalau dia selalu menjelek-jelekkan orang yang dia kenal, mungkin saja, kan, dia menjelek-jelekkan saya di depan orang lain.
            Akhirnya, saya memilih meninggalkan pasangan ini. Saya agak khawatir kalau ketularan jadi suka ngomongin kejelekan orang. Selain itu, saya juga ada kegiatan lain di waktu yang bersamaan. Kebiasaan ini sama sekali tidak produktif dan tidak ada gunanya.
            Ketika saya menuliskan kegundahan saya di halaman ini, saya merasa kalau saya sudah “ketularan”. Catatan curhat kegundahan ini, kan, ngomongin orang. Saya ngomongin pasangan itu di belakang mereka. Nanti kalau ada kesempatan, mungkin saya akan ngomongin mereka langsung ke orangnya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini