Bertahun-tahun
yang lalu, para petinggi negara-negara ASEAN menyepakati Masyarakat Ekonomi
ASEAN yang akan berlaku di akhir tahun 2015 ini. Dalam kesepapakan ini, pasar
barang dan jasa di daerah ASEAN akan dibuka. Artinya, barang dan jasa dari
negara-negara ASEAN bisa mendapatkan peluang di negara ASEAN lainnya.
Saat
ini, ketika sudah memasuki tahun 2015, banyak orang yang cemas. Cemas karena
akan adanya persaingan dengan bangsa lain. Cemas karena ada kemungkinan akan
terjadi pengangguran. Kecemasan itu menghantui beberapa profesional yang saya
kenal. Kecemasan itu makin menjadi-jadi dengan sifat kebanyakan orang Indonesia
yang gemar mengagungkan barang impor, termasuk manusia impor.
Lihat
saja “artis-artis” yang pernah laku banget di negeri ini. Kebanyakan berwajah
impor, bule atau setengah bule. Wajah seperti inilah yang dianggap cantik atau
ganteng di negeri ini. Kualitas bukanlah hal yang utama. Menganggap orang asing
lebih hebat juga terjadi pada dokter. Dokter-dokter yang berasal dari luar
negeri hampir selalu dianggap lebih hebat dibandingkan dengan dokter lokal.
Saya
sebenarnya tidak terlalu cemas memikirkan tentang MEA. Kemungkinan saya tidak
terlalu terkena dampaknya. Pekerjaan saya sehari-hari, adalah pekerjaan yang
Indonesia banget. Sangat kecil kemungkinannya bersaing dengan pekerja asing.
Untuk bisnis yang saya tekuni, malah terlihat peluang besar yang melintasi
batas negara. Malah bagus, kan, kalau rezekinya tidak hanya di negeri ini?
Dari
beberapa orang yang saya kenal itu, hanya ada 1 orang yang optimis kalau MEA
itu baik dampaknya bagi negara kita. Dengan terbukanya keran itu, potensi
Indonesia bisa makin dikenal oleh negara-negara ASEAN. Indonesia adalah negara
produsen, bukan sekedar konsumen. Orang ini pernah berbicara panjang lebar
ketika saya sedang bertugas menjaga perpustakaan. Saat itu, saya tidak terlalu
menanggapi. Saya hanya mendengarnya sambil lalu karena sedang melayani
pengunjung yang kebanyakan anak-anak kecil.
Tujuan
MEA ini sebenarnya mulia. Dengan adanya MEA, akan terbuka banyak sekali
lapangan pekerjaan. Itu akan membuat jutaan orang lebih sejahtera karena adanya
penghasilan yang baru. Semoga saja makin banyak rakyat Indonesia yang taraf
hidupnya meningkat dengan adanya MEA. {ST}