Ketika
kantor kami berpindah tempat, terjadilah kesibukan yang lebih dari biasanya.
Kesibukan itu adalah memindahkan barang-barang yang menjadi pelengkap pekerjaan
kami. Masing-masing orang diminta untuk peduli pada alat kerjanya masing-masing
dan memantau kepindahannya sampai di tempat tujuan yang baru.
Saya,
yang barang bawaannya tidak terlalu banyak, bisa menyelesaikan proses pindahan
itu dengan cepat. Hanya dalam waktu beberapa jam, saya sudah bisa bekerja
seperti biasanya. Namun, tidak demikian dengan keadaan ruangan secara
keseluruhan. Masih banyak barang bawaan yang harus ditempatkan di tempatnya
yang baru.
Untuk
beberapa referensi pustaka yang biasanya menghuni perpustakaan, sudah ada orang
yang bertanggung jawab mengurusnya. Namun karena barangnya banyak sekali,
proses kepindahan itu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Diperlukan banyak
bantuan supaya pekerjaan bisa segera diselesaikan.
Saya,
yang sudah menyelesaikan pekerjaan pindahan dan tugas harian, ikut membantu
penyortiran barang. Saya bertugas memilah majalah yang mau dibundel. Setelah
dipilah, majalah itu diurutkan nomornya. Saya juga mencatat beberapa nomor yang
kurang.
Pekerjaan
yang sebenarnya cukup mudah ini, ternyata tidak terlalu mudah ketika dilakukan.
Berkali-kali mengangkat tumpukan majalah membuat tangan saya yang tidak
terbiasa mengangkat itu menjadi pegal. Namun saya bertekad menyelesaikan
pekerjaan yang telah saya awali. Tanpa terasa rasa haus menghinggapi.
Saya
mengambil air minum ke dispenser. Selagi berjalan ke sana, tanpa sengaja saya
melihat ke meja sang penanggung jawab dokumentasi. Alangkah kagetnya saya
ketika melihatnya duduk santai sambil menonton klip musik di YouTube. Rasanya,
kok, enggak banget, ya. Sementara teman-temannya membanting tulang untuk
mengerjakan pekerjaannya, dia malah…. (omelannya disensor).
Melihat
pemandangan itu, rasanya saya ingin menyudahi saja kegiatan “menolong” itu.
Akhirnya saya bisa bertahan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya mulai
itu. Esoknya, saya tidak lagi “menolong”. Daripada bete sendiri melihat
kelakuan orang yang ditolong, mendingan mengerjakan pekerjaan sendiri aja.
Malas juga rasanya membantu orang yang malas. {ST}