Ana

Minggu, 24 Mei 2015

Eksekusi Sapi




            Sebuah artikel tentang pembunuhan membuat saya tertawa. Bukan karena saya begitu kejam dan keji, lo. Tetapi karena pembunuhan ini memang harus dilakukan. Yang membuat saya tertawa adalah protes orang-orang yang menganggap eksekusi itu kejam dan tidak berperikebinatangan.
Ceritanya ada orang yang protes tentang cara menyembelih hewan di Vietnam. Tepatnya hewan sapi dari Australia. Di negara ini, hewan yang akan disembelih, kepalanya dihantam dengan benda tumpul yang keras. Setelah sapi tak sadarkan diri, barulah pisau dimainkan. Sapi itu berubah menjadi daging untuk dikonsumsi.
Yang membuat saya tertawa karena yang diprotes adalah cara eksekusinya. Cara yang dilakukan di Vietnam dianggap lebih kejam dan menyiksa sang hewan. Hmmm…. Sebenarnya apa bedanya, ya, dengan menggunakan benda tajam seperti pisau? Bukankah ujung-ujugnya sapi-sapi itu juga akan mati dan menjadi daging bahan makanan manusia?
Cara yang dilakukan di Vietnam itu sudah dilakukan sejak lama. Entah ini hanya ragam cara atau ada alasan di baliknya. Yang jelas kedua cara, baik dengan pisau tajam ataupun dihantam benda tumpul, sama-sama aksi yang mematikan. Orang yang protes itu mengesankan seakan-akan kalau menggunakan benda tajam sang sapi tidak menderita. Padahal, kan, sama aja, ya. Sapinya juga akan menghadapi ajal dan menjadi makanan.
Saya tidak tahu mengapa saya menuliskan catatan ini. Entah karena mengerikan atau menggelikan. Saya sendiri selalu menghindari eksekusi hewan. Saya selalu menjauh bila ada acara penyembelihan hewan. Rasanya tidak tega. Hewan-hewan itu memang bahan makanan yang enak, namun saya tetap tidak tega melihat mereka kehilangan nyawa. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini