Ana

Kamis, 14 Mei 2015

Berfoto Dengan Burung Tingang





            Burung enggang yang lebih saya kenal dengan nama burung tingang adalah burung khas yang hidup di Kalimantan. Pesonanya membuat banyak orang Dayak yang menjadikannya motif hiasan dan simbol yang menjadi bagian dari kehidupan.

            Sebagai orang Dayak yang lahir dan melewati masa kecil di Kalimantan, saya sudah jarang bertemu dengan burung ini. Paling tidak saya tidak menemukannya di  alam bebas. Saya bertemu dengan burung tingang di rumah. Dulu di rumah saya memang memelihara burung tingang yang diletakkan di kandang.

            Burung tingang adalah fauna dilindungi yang tidak boleh dibawa keluar dari Kalimantan tanpa izin. Burung tingang penghuni rumah kami itu pun terpaksa harus ditinggal di Kalimantan ketika saya pindah tempat tinggal ke Jakarta. Sejak saat itu, saya makin jarang melihat burung tingang.


            Ketika berkunjung ke Taman Burung di TMII, perhatian saya tertuju pada burung yang bertengger dengan tenang di sebuah tiang. Awalnya saya pikir burung itu adalah patung. Saya dikagetkan oleh gerakannya yang menimbulkan bunyi bergesek. Barulah saya mengalihkan pandangan ke burung khas Kalimantan itu.

            Tulisan di bagaian bawah burung bertengger itu juga menarik perhatian saya. Tulisannya “Foto bersama burung Rp 5000/orang/ekor”. Ternyata burung tingang yang berdiri tenang itu sedang “bekerja” menjadi objek foto.

            “Silakan, Mbak. Foto sama burung, hanya 5000,” kata seorang bapak yang sedang memegang burung kakatua.

            Ternyata ada beberapa burung pekerja yang bernasib sama dengan si burung tingang. Burung-burung ini berdiri atau bertengger dengan tenang. Kelihatannya memang sengaja dijinakkan untuk bisa berdekatan dengan manusia. Untuk bisa berfoto bersama dengan burung-burung ini, kita harus membayar Rp 5000. Itu berlaku untuk per ekor burung. Kalau berfoto dengan 5 burung, ya bayarnya dikali 5.

            Awalnya menurut saya Rp 5000 itu cukup mahal untuk pemotretan yang perlengkapannya kita bawa sendiri. Namun, kalau dipikir-pikir, sebenarnya itu tidak mahal-mahal amat, kok. Apalagi kalau uang itu untuk biaya pemeliharaan mereka. Saat itu, sih, saya memilih yang gratisan aja. Saya memotret burung-burung itu tidak bersama saya. Kalau yang ini, sebanyak apapun memotret, kita tidak perlu membayar. {ST}



Popular Posts

Isi blog ini