Ana

Rabu, 29 April 2015

Tambah Tidak Bisa Tidur Membaca Berita Eksekusi




            Hari Selasa sore tanggal 28 April 2015, saya merasa mata saya sangat berat. Mengapa demikian? Tentu saja karena mengantuk. Saya akhirnya menyerahkan kesegaran mata saya kepada kafein. Saya minum kopi. Nah, ini dia yang menjadi awal ceritanya.
            Kopi itu membuat saya tetap waspada selama perjalanan. Saat itu saya mengemudikan mobil dari Kebon Jeruk ke Pancoran. Perjalanan dengan menempuh kemacetan itu saya lewati dengan siaga. Mata cerah dan segar. Begitu pula pertemuan malam itu, saya bersemangat dan tidak ngantuk.
            Kewaspadaan itu berlanjut sampai tiba kembali di rumah. Dengan bersemangat saya menyusun rencana saya untuk mencapai cita-cita saya. Sampai akhirnya tengah malam pun tiba. Saya harus segera tidur supaya bisa bangun dengan segar esok paginya. Namun, mata tak kunjung mengantuk. Akhirnya saya membuka situs berita.
            Sebenarnya, saya sudah berkali-kali berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak membuka situs berita beberapa saat ketika mau tidur. Itu karena berita yang dikabarkan di situs berita kebanyakan tidak baik. Berita yang apabila dibawa ke alam mimpi akan menjadi mimpi buruk. Namun, berkali-kali saya melanggar janji saya ini. Berkali-kali pula saya menyesal. Termasuk yang kali ini.
            Tanggal 28 April 2015 tengah malam, adalah waktunya persiapan eksekusi 9 orang terpidana mati. Berita itulah yang beredar di linimasa situs berita. Walaupun tidak ada pewarta yang diperbolehkan meliput, berita itu tetap bisa dituliskan.
            Pikiran saya langsung terbayang kepada mereka yang menantikan ajalnya tiba itu. Sudah pasti mereka akan ketakutan. Saya juga membayangkan regu tembak yang ditugaskan menghabisi nyawa mereka. Apa yang kira-kira mereka pikirkan? Apakah mereka akan bangga karena menembak mati penjahat? Atau mereka merasa bersalah karena menghilangkan nyawa sesamanya?
            Berita-berita itu membuat pikiran saya berkelana tak beraturan. Kadang-kadang menjadi cerita seram penuh teror, kadang-kadang menjadi negeri aman damai tidak ada hukuman karena tidak ada kejahatan. Melanggar janji tak membaca berita jadi membuat diri tersiksa. Malam itu, saya tidak bisa tidur sampai pukul 2 dini hari. Akhirnya saya berdoa, meminta kepada Tuhan untuk diberi ketenangan. Tuhan yang maha baik ternyata mengabulkannya. Saya dapat beristirahat dengan tenang. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini