Ana

Jumat, 10 April 2015

PKL yang Menangis




            Di kantor redaksi majalah tempat saya numpang berkarya, sesekali ada anak-anak sekolah yang sedang praktek kerja lapangan (PKL). Masa waktu PKL umumnya tidak terlalu lama. Paling lama 3 bulan. Anak-anak itu biasanya mendapat tempat duduk di kantor dan menjadi bagian dari kami selama beberapa bulan itu.
            Suatu siang, saya melihat seorang anak PKL yang berlutut di depan dispenser. Dia berlutut lama sekali. Saya, yang sedang kehausan dan mau mengambil minum, akhirnya menengok ke arah anak itu. Saya kaget ketika melihat matanya memerah dan berlinang air mata.
            “Hah, kamu kenapa?” tanya saya prihatin.
            “Hah…hah… kepedesan,” katanya sambil mengusap air mata.
            Saya sebenarnya pingin banget tertawa keras sambil guling-guling di lantai tapi enggak tega. Wajahnya yang memerah dan air mata berderai itu membuat saya tetap kalem dan tenang sambil menahan senyum. Saya juga menjadi lebih sabar menunggu antrian mengambil air di dispenser itu. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini