Ada
yang mengatakan lirik lagu sebenarnya lebih penting daripada nadanya. Pendapat
ini ada benarnya bila lirik lagu itu diresapi dan tanpa sengaja masuk ke alam
bawah sadar orang yang mendengar atau menyanyikannya.
Bagi
saya sendiri, lirik lagu itu sangat berpengaruh. Lirik lagu berbahasa Inggris
membuat saya makin mudah mengingat pola kalimat. Lirik lagu itu memudahkan saya
merangkai kalimat lain dalam bahasa Inggris. Selain itu memudahkan saya untuk
mengartikannya.
Lirik
lagu dalam bahasa Indonesia juga sering memberi pengaruh pada kosakata yang
saya gunakan. Ada juga yang menjadi pemikiran tersendiri. Ada juga lirik lagu
yang membangkitkan imajinasi bagi saya.
Lirik
lagu juga sering menjadi perdebatan dalam lagu gereja atau lagu yang dibawakan
dalam ibadah. Sebagai gereja dengan aliran arus utama, para pejabat gereja kami
sering resah dengan lirik lagu asal-asalan tanpa makna, apalagi kalau yang
pengertiannya salah. Lebih baik menyanyikan lagu yang sudah terbukti liriknya
membangun rohani, begitu pendapat kebanyakan mereka.
Untuk hal yang 1 ini, pendapat saya
sepertinya kurang tegas. Menurut saya, lirik lagu itu pengertiannya bisa
berbeda-beda bagi orang yang mendengarkannya. Itu tergantung pada pikiran dan
pengetahuan apa yang sudah ada mereka miliki sebelumnya. Saya hanya bisa
mengatakan “tidak” kalau liriknya jelas-jelas menista Sang Pencipta.
Untuk lagu-lagu pop dan dangdut
Indonesia, saya tidak terlalu peduli liriknya. Namun ada 1 lagu yang menjadi
perhatian saya akhir-akhir ini. Lagu dangdut yang liriknya “sakitnya tuh di
sini”. Lagu itu sangat ngetop sampai anak-anak kecil pun tahu. Lirik lagu ini
menjadi frase ngetop di dalam tulisan anak-anak yang dikirimkan ke website
anak-anak di mana saya menjadi salah satu pengelola rubriknya. Saya prihatin
dengan liriknya yang merana itu. Entah sakit apa yang dirasakan dan dijiwai
oleh penyanyi lagu itu. Yang menjadi perhatian saya adalah memusatkan perhatian
pada rasa sakit hatinya itu, lo. Seakan-akan itu adalah sesuatu yang wajar dan
biasa saja. Sesuatu yang (dianggap) wajar ini sebenarnya bukan sesuatu yang
berdampak baik.
Suatu kali, saya pernah menuliskan
artikel yang di dalamnya mencantumkan Sungai Mississipi. Tulisan ini
dikomentari oleh seorang anak, yang mengatakan kalau Mississipi itu ada dalam
lirik lagu Uptown Funk-nya Bruno
Mars. Tak lama kemudian, saya langsung mendengarkan lagu Uptown Funk yang dinyanyikan oleh Bruno Mars dengan sangat meriah
itu.
Setelah berpuluh-puluh tahun hidup di
dunia, saya makin menyadari arti sesuatu yang kita dengar atau baca. Apa yang
masuk ke dalam diri akan memberi pengaruh pada pikiran kita. Itu sangat
terbukti pada diri saya yang mulai berkarya menjadi penulis. Tulisan yang saya
hasilkan adalah produk dari pikiran saya. Kalau saya memasukkan pikiran negatif
melalui lagu-lagu merana, keluarannya akan seperti itu juga. Saya, sih, enggak
mau memberi pengaruh negatif pada anak-anak atau siapa saja yang membaca karya
tulis saya. Itu sebabnya saya selalu
mengganti daluran radio bila terdengar lagu berlirik merana dan tidak membangun
jiwa. {ST}