Ana

Senin, 06 April 2015

Pakai Shampoo Anak Kecil


            Terus terang saja, saya orang yang tidak rajin keramas. Saya keramas hanya ketika rambut saya kotor. Hmmm…atau lebih tepatnya sangat kotor hehehe.  Itu pun bila waktunya cukup dan saya tidak harus terburu-buru pergi. Kalau waktunya mepet, saya memilih untuk menunda keramas dan menyiasatinya dengan cara lain.
            Suatu ketika, shampoo saya habis. Padahal saat itu rambut saya sudah sangat perlu untuk dicuci. Botol shampoo saya sudah tidak ada disinya setetes pun. Saya menunda dulu mencuci rambut sampai dapat membeli shampoo yang baru.
            Setelah lewat 2 hari, saya tidak kunjung membeli shampoo. Selain karena lupa, juga tidak sempat karena waktu yang padat. Akhirnya saya membawa pulang shampoo yang ada di kantor saya. Shampoo itu khusus untuk anak-anak.
            Menurut saya, shampoo untuk orang dewasa dan anak-anak itu sebenarnya kandungannya hampir sama saja, kok. Yang membedakan adalah strategi marketingnya yang disesuaikan dengan targetnya. Karena itulah, saya kemudian menggunakan pencuci rambut yang dikemas dalam botol berwarna ungu itu.
            Anggapan itu berubah ketika saya menuangkan cairan pencuci rambut itu. Wangi semerbaknya adalah wangi anggur manis, seperti permen, khas anak-anak. Cairan itu sangat lembut. Buihnya menghilang di rambut saya yang tebal dan kotor itu.
            Dalam hati saya berkata, “Rupanya shampoo ini memang khusus untuk anak kecil.”
            Saya pun mencari tahu siapa sebenarnya target market produk ini. Ternyata mereka menyasar anak usia TK. Yap, taman kanak-kanak. Pantas saja produk ini “bayi banget”. Itu adalah kali pertama dan terakhir saya memakai shampoo ini. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini