Makan
siang pada hari Minggu Paskah tahun ini saya lewatkan bersama teman-teman saya.
Kami makan siang di Lapo Toba Dream. Lapo yang terletak di daerah Manggarai ini
dipilih oleh teman-teman saya yang kebanyakan bersuku Batak itu.
Saya
belum pernah ke lapo ini sebelumnya. Saya bahkan tidak ingat letak persisnya di
mana. Petunjuk yang kurang jelas membuat saya bertanya-tanya lebih lanjut di
manakah gerangan lokasi lapo ini.
Sebelum
menuju ke lapo itu, saya pulang dulu untuk menjemput salah seorang adik saya.
Saya juga mengajak ibu saya. Bagi saya, Paskah adalah hari raya yang seharusnya
dirayakan bersama keluarga. Namun, ibu saya tidak bersedia ikut. “Malu, ah,
Mamah jadi tua sendiri,” jawabnya.
Saya
sebenarnya tidak terlalu lapar. Sebelumnya, saya sudah ngemil seporsi lontong
sayur. Lontong sayur bagi sebagian adalah makanan yang berat dan mengenyangkan.
Itu juga yang menjadi pendapat saya dulu. Sekarang, lontong sayur menajdi
semacam camilan. Setelah menyantap seporsi, saya masih bisa makan seporsi menu
lapo lagi.
Setelah
makan di lapo, kami melanjutkannya dengan menikmati hiburan yang disajikan di
panggung depan. Dua orang teman saya turut merasakan panggung itu dengan
menyanyikan sebuah lagu Batak yang cukup terkenal. Penampilan mereka menjadi
keseruan tersendiri bagi kami, teman-temannya yang menonton dengan perut
kenyang. Paskah memang seharusnya disambut dengan sukacita. Paskah kali ini
saya lewatkan bersama teman-teman dengan penuh sukacita. {ST}