Masalah
itu selalu ada selama kita hidup di dunia. Sayangnya, tidak semua masalah itu
bisa diselesaikan oleh kita. Atau tepatnya tidak bisa diselesaikan sekaligus.
Perlu waktu, proses, keahlian, dan juga pemikiran khusus untuk menyelesaikan
suatu masalah.
Langkah
awal untuk menyelesaikan masalah adalah dengan mengidentifikasinya. Kita harus
tahu dulu, suatu hal itu sebenarnya masalah atau bukan. Bisa jadi sebenarnya
itu bukanlah masalah sama sekali. Kita menganggapnya masalah karena jarang atau
tidak pernah terjadi sebelumnya. Langkah ini sebenarnya sederhana, namun kadang-kadang
menjadi masalah baru karena pengertian yang tidak sama di antara orang-orang
yang terlibat.
Saya
cukup sering menghadapi perbedaan pengertian dengan orang-orang di sekitar
saya. Tentu penyebabnya karena jalan pikiran
dan pengetahuan yang berbeda. Kadang-kadang saya berhasil menempatkan
diri dalam posisi orang lain yang berbeda pendapat dengan saya. Namun sering
juga saya gagal. Gagal paham, deh. Ada banyak hal yang dianggap masalah oleh
orang lain, menurut saya bukanlah masalah sama sekali.
Salah
satu “masalah” yang menurut saya bukan masalah adalah gosip orang-orang
terkenal yang sering dianggap artis. Berita-berita tentang mereka, terutama
yang terkenal hanya karena sensasi, tidak mengisi keseharian saya. Saya sama
sekali tidak tertarik dengan kehidupan dan masalah mereka. Ketika orang-orang
di sekitar saya memperbincangkannya dan “memberi saran” apa yang sebaiknya
mereka lakukan, saya tidak bisa ikut-ikutan. Beberapa kali saya bilang kalau
yang kita bicarakan itu bukanlah masalah sama sekali dan juga bukan urusan
kita. Pendapat saya ini membuat saya “dituduh” bukan cewek beneran. Konon
kabarnya semua cewek di dunia suka gosip. Masa iya, sih? Kali aja kabar itu cuma
gosip.
Hal
lainnya adalah masalah pembiayaan rumah yang kami tinggali sekarang ini. Rumah
2 lantai yang terletak di kawasan elit Jakarta seperti tempat tinggal kami
biayanya tidak murah. Kami perlu menggalang dana lebih bila ingin menikmati
gaya hidup yang sama. Penghasilan kami, yang kenaikannya tidak sebesar inflasi
seharusnya membuat kami semua lebih berhemat dalam kehidupan sehari-hari. Buat
saya, ini adalah masalah yang perlu diselesaikan. Atau minimal menemukan jalan
untuk menyelesaikannya. Namun, bagi beberapa penghuni rumah lainnya, hal ini
bukanlah masalah yang menjadi prioritas. Rasa-rasanya, samapi saat ini baru
saya yangemngambil jalan berbeda untuk dapat menyelesaikan masalah itu.
Dari
dulu, saya memang sering berpandangan berbeda denagn kebanyakan orang. Pendapat
saya aneh sendiri. Selera saya juga tidak pasaran, saking anehnya. “Keanehan”
saya itu cukup mengganggu dalam beberapa hal di kehidupan saya. Kadang-kadang,
saya bertahan atas nama keras kepala. Kadang-kadang, saya mengalah supaya dapat
diterima.
Dengan
makin bertambahnya usia, saya makin ahli memilah masalah. Hmmm…tepatnya memilah
masalah yang menjadi masalah menurut saya. Masalah terbesar mendapatkan
perhatian yang juga besar untuk menyelesaikannya. Masalah yang setelah ditelaah
ternyata bukan masalah disingkirkan saja. Dari situ, saya bisa membuat
prioritas baru bagaimana caranya menggunakan waktu yang saya miliki dalam hidup
ini.
Saya
rasa, cara memilah masalah yang sering saya gunakan selama ini cukup efektif
dalam kehidupan saya. Tentu saja, saya amsih berusaha menerima masukan dari
orang-orang di sekitar saya yang lebih bijaksana. Bersama dengan catatan ini,
saya memiliki catatan lain yang isinya masalah-masalah saya. Catatan itu sangat
pribadi sampai akhirnya saya memutuskan tidak layak untuk dibagikan di blog
ini. Saya tetap terus berdoa dan berusaha semoga saya dapat menyelesaikan
masalah yang ada di catatan masalah saya itu. Semoga saya diberi kesempatan dan
dimampukan untuk dapat menyelesaikannya tanpa menyusahkan orang lain. {ST}