Ana

Jumat, 17 April 2015

Memilah Masalah




            Masalah itu selalu ada selama kita hidup di dunia. Sayangnya, tidak semua masalah itu bisa diselesaikan oleh kita. Atau tepatnya tidak bisa diselesaikan sekaligus. Perlu waktu, proses, keahlian, dan juga pemikiran khusus untuk menyelesaikan suatu masalah.
            Langkah awal untuk menyelesaikan masalah adalah dengan mengidentifikasinya. Kita harus tahu dulu, suatu hal itu sebenarnya masalah atau bukan. Bisa jadi sebenarnya itu bukanlah masalah sama sekali. Kita menganggapnya masalah karena jarang atau tidak pernah terjadi sebelumnya. Langkah ini sebenarnya sederhana, namun kadang-kadang menjadi masalah baru karena pengertian yang tidak sama di antara orang-orang yang terlibat.
            Saya cukup sering menghadapi perbedaan pengertian dengan orang-orang di sekitar saya. Tentu penyebabnya karena jalan pikiran  dan pengetahuan yang berbeda. Kadang-kadang saya berhasil menempatkan diri dalam posisi orang lain yang berbeda pendapat dengan saya. Namun sering juga saya gagal. Gagal paham, deh. Ada banyak hal yang dianggap masalah oleh orang lain, menurut saya bukanlah masalah sama sekali.
            Salah satu “masalah” yang menurut saya bukan masalah adalah gosip orang-orang terkenal yang sering dianggap artis. Berita-berita tentang mereka, terutama yang terkenal hanya karena sensasi, tidak mengisi keseharian saya. Saya sama sekali tidak tertarik dengan kehidupan dan masalah mereka. Ketika orang-orang di sekitar saya memperbincangkannya dan “memberi saran” apa yang sebaiknya mereka lakukan, saya tidak bisa ikut-ikutan. Beberapa kali saya bilang kalau yang kita bicarakan itu bukanlah masalah sama sekali dan juga bukan urusan kita. Pendapat saya ini membuat saya “dituduh” bukan cewek beneran. Konon kabarnya semua cewek di dunia suka gosip. Masa iya, sih? Kali aja kabar itu cuma gosip.
            Hal lainnya adalah masalah pembiayaan rumah yang kami tinggali sekarang ini. Rumah 2 lantai yang terletak di kawasan elit Jakarta seperti tempat tinggal kami biayanya tidak murah. Kami perlu menggalang dana lebih bila ingin menikmati gaya hidup yang sama. Penghasilan kami, yang kenaikannya tidak sebesar inflasi seharusnya membuat kami semua lebih berhemat dalam kehidupan sehari-hari. Buat saya, ini adalah masalah yang perlu diselesaikan. Atau minimal menemukan jalan untuk menyelesaikannya. Namun, bagi beberapa penghuni rumah lainnya, hal ini bukanlah masalah yang menjadi prioritas. Rasa-rasanya, samapi saat ini baru saya yangemngambil jalan berbeda untuk dapat menyelesaikan masalah itu.
            Dari dulu, saya memang sering berpandangan berbeda denagn kebanyakan orang. Pendapat saya aneh sendiri. Selera saya juga tidak pasaran, saking anehnya. “Keanehan” saya itu cukup mengganggu dalam beberapa hal di kehidupan saya. Kadang-kadang, saya bertahan atas nama keras kepala. Kadang-kadang, saya mengalah supaya dapat diterima.
            Dengan makin bertambahnya usia, saya makin ahli memilah masalah. Hmmm…tepatnya memilah masalah yang menjadi masalah menurut saya. Masalah terbesar mendapatkan perhatian yang juga besar untuk menyelesaikannya. Masalah yang setelah ditelaah ternyata bukan masalah disingkirkan saja. Dari situ, saya bisa membuat prioritas baru bagaimana caranya menggunakan waktu yang saya miliki dalam hidup ini.
            Saya rasa, cara memilah masalah yang sering saya gunakan selama ini cukup efektif dalam kehidupan saya. Tentu saja, saya amsih berusaha menerima masukan dari orang-orang di sekitar saya yang lebih bijaksana. Bersama dengan catatan ini, saya memiliki catatan lain yang isinya masalah-masalah saya. Catatan itu sangat pribadi sampai akhirnya saya memutuskan tidak layak untuk dibagikan di blog ini. Saya tetap terus berdoa dan berusaha semoga saya dapat menyelesaikan masalah yang ada di catatan masalah saya itu. Semoga saya diberi kesempatan dan dimampukan untuk dapat menyelesaikannya tanpa menyusahkan orang lain. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini