Hari
Sabtu, tanggal 4 April 2015 yang lalu, terjadi gerhana bulan yang langka.
Gerhana bulan ini berwarna merah, seperti berdarah. Gerhana bulan ini juga bisa
terlihat dari Indonesia. Banyak orang yang bertekad untuk dapat melihat dan
mengabadikan peristiwa langka itu, termasuk saya.
Sayangnya,
malam itu langit Jakarta mendung. Bulan tidak bisa terlihat dengan jelas karena
tertutup awan. Saya, yang malam itu juga sedang fokus mengurusi presentasi bisnis
akhirnya mengalihkan perhatian dari langit mendung yang membuat udara gerah
itu.
Saya
sempat menulis artikel kecil untuk anak kecil tentang gerhana ini. Artikelnya
bisa dibaca di sini. Saya makin tertarik lagi melihat gerhana itu karena
membaca bahan-bahan untuk artikel itu. Gerhana ini adalah bagian dari 4 gerhaan
bulan total yang terjadi dalam 2 tahun terakhir ini. Karena itulah rangkaian
gerhana ini dinamai Gerhana Tetrad. Gerhana di malam Paskah itu adalah gerhana
ke-3. Gerhana pertama terjadi pada 15 April 2014. Gerhana kedua terjadi 8
Oktober 2014. Gerhana terakhir akan terjadi 28 September 2015.
Gerhana bulan semerah darah ini ternyata juga dihubungkan
dengan beberapa peristiwa besar terkait bencana berdarah. Bahkan ada yang
menghubungkan gerhana ini dengan ayat Alkitab tentang akhir zaman. Mungkin
saja, sih, ya. beberapa peristiwa besar dalam sejarah manusia memang banyak
yang terjadi bersamaan dengan peristiwa alam yang luar biasa. Artikel yang saya
buat, sebuah artikel sederhana untuk anak-anak, hanya berisi informasi yang
juga sederhana tentang gerhana.
Setelah gerhana itu terjadi, saya membaca sebuah artikel
yang menuliskan kronologi terjadinya gerhana itu. Yang menarik, artikel ini
juga dilengkapi foto yang disusun berupa timeline,
jadi kita bisa mengetahui fase-fasenya. Alangkah beruntungnya orang itu bis
amenjadi saksi sejarah yang mungkin tak akan terulang lagi dalam kehidupannya.
Saya juga menulis ulang artikel itu menjadi bacaan untuk anak-anak. Artikelnya
bisa dibaca di sini.
{ST}