Ana

Selasa, 14 April 2015

Bandel Kok Malah Bangga




            Dalam kehidupan sehari-hari, saya bertemu beberapa orang yang bisa dikatakan “bandel”, tapi malah bangga. Hmm… Mungkin saya juga pernah menjadi orang yang seperti itu. Orang-orang bandel ini sebenarnya sudah tahu apa yang dilakukannya salah atau akibatnya akan membuat sesuatu yang merugikan. Namun tetap saja dilakukan.
            Misalnya, sudah tahu lagi batuk, tetapi malah minum es dan makan rambutan. Akibatnya, batuk bertambah parah. Atau ada juga yang sudah tahu kalau ada potensi tekanan darah dan kolesterol tinggi di tubuhnya, tetapi tetap saja memakan makanan yang mengandung lemak. Bisa dikatakan orang-orang ini (termasuk saya), adalah orang yang suka cari penyakit.
            Kebandelan saya yang agak susah dikendalikan adalah jajan makanan di pinggir jalan. Saya, dan teman-teman saya, sangat suka jajan makanan di pinggir jalan. Sensasi di pinggir jalan itu membuat makanan terasa lebih nikmat.
“Justru debunya itu yang bikin enak!” adalah kata-kata yang sering terlontar dari mulut para tukang jajan.
Kebandelan saya itu tampaknya diturunkan dari ibu saya, seorang pasien diabetes yang doyan makan apa saja yang seharusnya menjadi pantangannya. Dia sering kali “sombong” atas kebandelannya. Saya kadang-kadang mengomel sambil menggelengkan kepala menyaksikan kebandelannya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini