Kamis, 30 April 2015
Nasionalisme dan Hukuman Mati
Ketika
hukuman mati dijatuhkan kepada 8 orang napi tanggal 29 April 2015 yang lalu,
dunia maya bergejolak. Banyak orang yang menyampaikan pendapatnya di linimasa.
Ada yang pro, ada yang kontra. Saya termasuk orang yang kontra.
Walaupun
berbeda pendapat dan tidak berubah pendapat, saya tetap ingin tahu alasan
orang-orang yang pro hukuman mati. Saya membaca status teman-teman saya. Saya
juga membaca opini di Kompasiana. Saya akhirnya bisa memahami walaupun tetap
tidak berubah pendapat. Saya tetap kontra hukuman mati.
Salah
satu opini itu menyebutkan kalau orang-orang yang menentang hukuman mati itu
adalah orang yang tidak nasionalis, orang yang tidak cinta pada negaranya. Yang
menjadi sasaran sebagai orang yang disalahkan adalah Anggun Cipta Sasmi.
Penyanyi asal Indonesia yang menjadi warga negara Perancis ini juga kontra
hukuman mati.
Membaca
pendapat seperti itu saya merasa agak tersentil. Apakah benar orang yang kontra
hukuman mati adalah orang yang tidak nasionalis? Apakah saya orang yang tidak
nasionalis? Hmm… Enggak juga! Selama saya hidup, saya menjadi WNI yang
Indonesia banget. Mungkin itu terkait juga dengan latar belakang keluarga saya
yang keturunan pejuang kemerdekaan. Rasanya enggak mungkin kalau saya tidak
cinta tanah air sementara para leluhur saya berjuang habis-habisan untuk NKRI.
Saya
adalah orang yang “Indonesia banget” hampir sepanjang tahun, tidak hanya
musiman ketika peringatan 17 Agustus atau saat ada pertandingan melawan negara
lain. Hal itu saya tunjukkan dalam sikap dan juga karya-karya yang saya
hasilkan. Saya adalah orang yang nasionalis.
Menurut
saya, pro dan kontra hukuman mati itu tidak ada hubungannya dengan nasionalis
atau nasionalisme. Itu lebih berhubungan dengan kemanusiaan dan keyakinan yang
dianutnya. Hukuman mati itu menghilangkan kesempatan untuk bertobat. Saya
meyakini tidak ada seorang pun yang berhak mengambil nyawa orang lain. {ST}
Rabu, 29 April 2015
Hukuman Mati yang Ditunda
Dini
hari tanggal 29 April 2015 adalah akhir kehidupan dari beberapa narapidana yang
menghadapi hukuman mati. Namun beberapa saat sebelum mereka digiring untuk
ditembak, ada 1 orang yang dilepaskan. Hukuman mati untuk Mary Jane Veloso
ditunda.
Keputusan
penundaan itu kabarnya diambil oleh pimpinan tertinggi negeri ini, Presiden
Joko Widodo. Dasarnya adalah permintaan resmi dari Filipina karena adanya
pengakuan dari orang yang mempekerjakan Mary Jane untuk membawa narkotika ke
Jogja. Kesaksian Mary Jane diperlukan untuk mengungkap kasus itu.
Keputusan
penundaan ini membuat nyawa Mary Jane terselamatkan untuk sementara. Berita itu
membuat banyak orang gembira dan lega. Saya sendiri cukup lega. Saya berhaap
semoga saja bukti baru ini bisa melepaskan Mary Jane dari hukuman mati yang
dijatuhkan padanya.
Kelegaan
banyak pihak itu sepertinya hendak diredam pemerintah dengan pemberitaan resmi
kalau hukuman mati itu tidak dibatalkan, hanya ditunda. Bila proses menjadi
saksi telah berakhir, maka hukuman mati tetap akan dijalankan. Kali ini saya
tidak terlalu banyak komentar lagi. Semua orang nantinya juga akan mati. Baik
Mary Jane maupun para eksekutornya. {ST}
Tambah Tidak Bisa Tidur Membaca Berita Eksekusi
Hari
Selasa sore tanggal 28 April 2015, saya merasa mata saya sangat berat. Mengapa
demikian? Tentu saja karena mengantuk. Saya akhirnya menyerahkan kesegaran mata
saya kepada kafein. Saya minum kopi. Nah, ini dia yang menjadi awal ceritanya.
Kopi
itu membuat saya tetap waspada selama perjalanan. Saat itu saya mengemudikan
mobil dari Kebon Jeruk ke Pancoran. Perjalanan dengan menempuh kemacetan itu
saya lewati dengan siaga. Mata cerah dan segar. Begitu pula pertemuan malam
itu, saya bersemangat dan tidak ngantuk.
Kewaspadaan
itu berlanjut sampai tiba kembali di rumah. Dengan bersemangat saya menyusun
rencana saya untuk mencapai cita-cita saya. Sampai akhirnya tengah malam pun
tiba. Saya harus segera tidur supaya bisa bangun dengan segar esok paginya.
Namun, mata tak kunjung mengantuk. Akhirnya saya membuka situs berita.
Sebenarnya,
saya sudah berkali-kali berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak membuka
situs berita beberapa saat ketika mau tidur. Itu karena berita yang dikabarkan
di situs berita kebanyakan tidak baik. Berita yang apabila dibawa ke alam mimpi
akan menjadi mimpi buruk. Namun, berkali-kali saya melanggar janji saya ini.
Berkali-kali pula saya menyesal. Termasuk yang kali ini.
Tanggal
28 April 2015 tengah malam, adalah waktunya persiapan eksekusi 9 orang
terpidana mati. Berita itulah yang beredar di linimasa situs berita. Walaupun
tidak ada pewarta yang diperbolehkan meliput, berita itu tetap bisa dituliskan.
Pikiran
saya langsung terbayang kepada mereka yang menantikan ajalnya tiba itu. Sudah
pasti mereka akan ketakutan. Saya juga membayangkan regu tembak yang ditugaskan
menghabisi nyawa mereka. Apa yang kira-kira mereka pikirkan? Apakah mereka akan
bangga karena menembak mati penjahat? Atau mereka merasa bersalah karena
menghilangkan nyawa sesamanya?
Berita-berita
itu membuat pikiran saya berkelana tak beraturan. Kadang-kadang menjadi cerita
seram penuh teror, kadang-kadang menjadi negeri aman damai tidak ada hukuman
karena tidak ada kejahatan. Melanggar janji tak membaca berita jadi membuat
diri tersiksa. Malam itu, saya tidak bisa tidur sampai pukul 2 dini hari. Akhirnya
saya berdoa, meminta kepada Tuhan untuk diberi ketenangan. Tuhan yang maha baik
ternyata mengabulkannya. Saya dapat beristirahat dengan tenang. {ST}
Selasa, 28 April 2015
Ikut Seminar Tentang Hamil dan Menyusui
Beberapa
hari yang lalu, saya mengikuti seminar kesehatan tentang ibu hamil dan
menyusui. Saya mengikutinya dengan tujuan untuk menambah pengetahuan saja.
Kalau secara logika, sepertinya saya tidak akan mungkin hamil dan menyusui
dalam waktu dekat ini. Wong, punya suami aja belum.
Proses Menjadi Manusia
Saya
hadir tepat ketika seminar itu mau dimulai. Tak lama setelah duduk, diputarlah
film pembukaan tentang terjadinya manusia di dalam rahim. Proses itu diawali
dengan sperma yang berlomba menuju tuba fallopi. Dilanjutkan dengan pembuahan,
embrio yang tumbuh dan mengakar, pertumbuhan di dalam plasenta, sampai siap
dilahirkan. Yang paling berkesan bagi saya adalah hari 22. Pada hari ke-22,
ternyata jantung bayi sudah mulai berdetak. Kehidupan baru telah dimulai.
Setiap
perempuan normal memiliki 2 ovarium. Kedua ovarium ini menghasilkan sel telur
sebanyak kurang lebih 400.000 selama hidupnya. Bila sel telur tidak dibuahi,
maka akan keluar sebagai darah haid. Bila dibuahi, akan berlanjut menjadi janin
seperti yang ada di film. Proses keluarnya sel telur ini dimulai ketika remaja,
dan berakhir ketika setengah baya menjelang tua. Masa kehamilan terbaik bagi
seorang perempuan adalah di usia 20 sampai 35 tahun. Di luar itu, akan ada
risiko yang lebih besar bagi ibu dan bayinya.
Nutrisi Ibu Hamil
Dalam
masa pertumbuhan, janin memerlukan banyak nutrisi. Nutrisi itu tentu saja
diambil dari ibunya. Ibu mendapatkan dari asupan makanannya. Bila makanan
sehari-hari tidak mencukupi, sang ibu perlu suplemen tambahan. Nah, inilah
bagian terpenting yang ingin saya pelajari.
Beberapa nutrisi vital yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi dalam kandungan adalah vitamin B kompleks,
serat, folic acid, omega 3, protein,
vitamin C, iron, calcium, selenium, zinc dan antioksidan.
Selain memakan bahan makanan yang
mengandung nutrisi itu, para ibu hamil juga harus menjaga dirinya. Yang menjadi
catatan khusus adalah agar ibu-ibu menghentikan kebiasaan merokok dan minum
kopi ketika sedang hamil. Kebiasaan ini sangat mengganggu pertumbuhan janin dan
bisa mengakibatkan bayi cacat.
Hampir Selalu Lemas Ketika Membahas yang “Itu”
Entah
mengapa, saya selalu merasa agak ngilu kalau melihat proses reproduksi manusia.
Apalagi kalau ternyata janinnya tidak berhasil selamat. Bertahun-tahun yang
lalu, ketika masih SMA, saya pernah mau pingsan di kelas pendidikan seks. Di
kelas itu, ditunjukkan pula proses reproduksi yang dilanjutkan dengan proses
aborsi. Filmnya menyeramkan dan membuat saya nyaris pingsan. Saya sampai dibawa
ke ruang UKS karena keringat dingin sudah mengucur deras dan pandangan saya
berubah menjadi gelap. Hmmm…mungkin film itu memang dibuat menyeramkan supaya
para siswa ketakutan dan berpikir ribuan kali sebelum melakukan perbuatan yang
bisa mengakibatkan kehamilan.
Rasa
ngilu dan lemas itu pula yang saya alami ketika menonton film di seminar itu.
Figur bayi lucu yang berenang di dalam ketuban itu cukup membuat saya terhibur,
namun itu tidak menghentikan rasa lemas yang makin terasa. Saya agak panik
ketika lampu dimatikan. Rasanya mata saya juga menjadi gelap, seperti
tanda-tandan mau pingsan. Secara logika, saya tahu pasti tujuannya supaya film
yang ditayangkan di layar bisa terlihat lebih jelas.
Setelah
film berakhir, dokter muda yang membawakan seminar masih membahas tentang hal
itu. Tentang kehamilan tepatnya. Ada hamil yang normal, bayi bertumbuh sempurna
di dalam rahim ibunya. Ada hamil anggur, di mana sel-sel membelah tanpa henti
dan tidak terjadi diferensiasi. Ada juga hamil di luar kandungan. Topik ini
membuat saya mulas dan lemas. Akhirnya saya keluar membeli air minum dan
sejenak melarikan diri.
Ketika
kembali ke tempat duduk, topik bahasannya masih yang itu. Yeah, sebenarnya agak
kurang realistis kalau mengharapkan yang lain. Dari judul seminarnya aja sudah
tentang kehamilan dan menyusui. Pasti banget yang akan dibahas tentang
kehamilan. Saat itu saya merasa sebagai orang yang kurang kerjaan.
Mata
saya menjadi agak berkunang-kunang ketika membicarakan kanker serviks. Ini
bukan topik yang saya sukai, dan termasuk dalam topik yang membuat saya lemas.
Sesekali saya minum untuk menenangkan diri. Kali ini saya berhasil bertahan dan
tidak keluar ruangan lagi.
Menyusui
Setelah
lahir, makanan utama dan terbaik bagi bayi adalah ASI. Air susu ibu konon kabarnya
memang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi. Air susu ini yang keluarnya
dari payudara ini diyakini cukup untuk pertumbuhan dan kesehatan bayi. Untuk
sampai dalam batas “cukup”, tentu saja ibunya harus mendapatkan asupan makanan
yang cukup.
Menyusui
bayi ternyata ada trendnya juga. Saya juga baru tahu di seminar ini kalau ada
trend menyusui. Ada kalanya menyusui dianggap sebagai tindakan terbaik. Pernah
juga ada trend memberikan susu formula kepada bayi. Beberapa tahun terakhir ini
yang sedang ngetrend adalah menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan. Setelah
itu, bayi diberikan makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun. Kampanye
menyusui bayi digalakkan di seluruh dunia. Saya bahkan pernah melihat ada lomba menyusui eksklusif.
Saat
ini, umumnya ibu-ibu berniat untuk menyusui anaknya sendiri. Namun, ada
beberapa ibu yang air susunya tidak banyak. Nah, untuk yang ini harus dikenali
dulu penyebabnya sebelum dicari solusinya. Beberapa penyebab yang sering
terjadi adalah operasi payudara yang dilakukan sebelumnya, stres atau kurang
siap untuk melahirkan, memakai alat kontrasepsi, kondisi biologis atau fisik,
anatomi pada bayi (misal: bibir sumbing), dan juga jadwal menyusui yang tidak
teratur.
Ibu
saya juga mengalami masalah air susu yang keluarnya tidak banyak. Penyebabnya
adalah karena makan nangka ketika bulan puasa. Solusinya? Saya dititipkan pada
adiknya Mamah yang saat itu juga baru melahirkan anaknya. Saya numpang nenen
kepada tante saya yang juga saya panggil dengan sebutan Mamah. Saya dan sepupu
saya adalah saudara sesusu.
Selain
yang saya tuangkan di sini, ada banyak pelajaran lain yang saya dapatkan dari
seminar itu. Pelajaran itu akan saya tuliskan apabila saya sudah melihat
catatan yang saya buat atau sudah membuktikannya sendiri. {ST}
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Kacamata kuda adalah istilah yang sering digunakan sebagai kalimat kiasan. Orang yang memakai kacamata kuda artinya ...
-
Di rumah kami ada burung tekukur yang dipelihara dalam sangkar di depan rumah. Burung tekukur ini pernah dikira sudah ...
-
Komisi Perlawatan GKI Kwitang mengadakan seminar bina perlawatan pada hari Sabtu, 7 Mei 2011 pukul 08.00 – 14.00 di Gedung pertemuan lan...
-
Jamur ini menarik perhatian saya karena bentuknya yang keren. Sehari sebelumnya, jamur itu bentuknya belum semekar it...
-
Buah salak biasanya berisi 3 bagian. Kalau belum matang benar, biasanya ada bagian buah yang ukurannya besar, ada yang...
-
Saat berkunjung ke Bali, salah satu yang wajib dinikmati adalah tariannya. Saya juga menyempatkan dan mencari kesempa...
-
Suatu hari ada bau busuk di rumah kami. Saya agak terganggu dengan bau ini. Baunya menyengat namun tidak terlalu tajam....
-
Buku ini menceritakan kisah masa kecil Roald Dahl, seorang penulis cerita anak yang terkenal. Ini adalah catatan-c...
-
Butuh bujang alias rumput belulang sangat akrab dengan masa kecil saya di Kalimantan. Bagian buah dari tumbuhan ini be...
-
Saya ingat sekali AC pertama yang ada di rumah kami. Saat itu saya masih kecil, masih bersekolah di SD, menjelang S...
Isi blog ini
-
▼
2015
(1004)
-
▼
April
(156)
- Jakarta dari Puncak Monas #8
- Nasionalisme dan Hukuman Mati
- Taman Burung di TMII #30
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #254
- Hukuman Mati yang Ditunda
- Jakarta dari Puncak Monas #7
- Tambah Tidak Bisa Tidur Membaca Berita Eksekusi
- Taman Burung di TMII #29
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #253
- Festival Lampion #59
- Jakarta dari Puncak Monas #6
- Ikut Seminar Tentang Hamil dan Menyusui
- Taman Burung di TMII #28
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #252
- Jalanan Ditutup Karena Konferensi Asia Afrika
- Festival Lampion #58
- Jakarta dari Puncak Monas #5
- Putu Bambu
- Taman Burung di TMII #27
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #251
- Festival Lampion #57
- Jakarta dari Puncak Monas #4
- Perjuangan Malala
- Taman Burung di TMII #26
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #250
- Festival Lampion #56
- Jakarta dari Puncak Monas #3
- Jakarta yang Terlihat Berasap dari Puncak Monas
- Taman Burung di TMII #25
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #249
- Belajar Network Marketing
- Festival Lampion #55
- Jakarta dari Puncak Monas #2
- Ngumpet di Balik Galon
- Taman Burung di TMII #24
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #248
- Jakarta dari Puncak Monas #1
- Kampanye Keselamatan di Jalan Bagi Anak
- Taman Burung di TMII #23
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #247
- Pembagian Dana yang Ricuh
- Festival Lampion #53
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #81
- Mobil Listrik yang Bisa Dicharge
- Taman Burung di TMII #22
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #246
- Festival Lampion #52
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #80
- Membaca Kehidupan JK Rowling dan Impian Baru
- Taman Burung di TMII #21
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #245
- Festival Lampion #51
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #79
- Bisnis Online dan Jasa Pengiriman
- Taman Burung di TMII #20
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #244
- Festival Lampion #50
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #78
- Jari Menari
- Taman Burung di TMII #19
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #243
- Festival Lampion #49
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #77
- Gerombolan Abang Tanah Abang
- Taman Burung di TMII #18
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #242
- Ulang Tahun Keponakan
- Festival Lampion #48
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #76
- Memilah Masalah
- Taman Burung di TMII #17
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #241
- Festival Lampion #47
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #75
- Pengaruh Lirik Lagu
- Taman Burung di TMII #16
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #240
- Festival Lampion #46
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #74
- Gerhana Bulan Darah
- Taman Burung di TMII #15
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #239
- Festival Lampion #45
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #73
- Bandel Kok Malah Bangga
- Taman Burung di TMII #14
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #238
- Festival Lampion #44
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #72
- Kemiskinan dan Pilihan yang Tidak Tepat
- Taman Burung di TMII #13
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #237
- Minggu Paskah di Lapo
- Festival Lampion #43
- Bukit Batu di Katingan, Kalimantan Tengah #71
- Keluarga Dengan 9 Anak di Dalam Hutan
- Taman Burung di TMII #12
- Pawai Budaya Kreatif 2014 #236
- Minggu Paskah Jaga Perpustakaan
- Festival Lampion #42
-
▼
April
(156)