Beberapa
hari yang lalu kami dikagetkan oleh berita dari seorang teman. Teman saya yang
sudah pensiun itu kehilangan beberapa ratus juta uangnya. Kehilangan itu
berawal dari kartu ATM yang tertelan mesin.
Teman
saya, yang kartu ATM-nya tertelan mesin itu bertemu dengan orang lain di situ.
Orang itu mengarahkannya untuk menelpon ke sebuah nomor telepon. Orang di
seberang sana, mengarahkan teman saya untuk melakukan beberapa hal. Orang itu
terdengar sangat meyakinkan. Teman saya itu pun mengikuti saja petunjuk yang
diberikan oleh “orang bank”. Teman saya juga dijanjikan akan menerima kartu ATM
baru dalam beberapa hari, dikirimkan ke alamat rumah.
Karena
merasa yakin, teman saya itu menunggu dengan tenang di rumah. Baru sekitar
seminggu kemudian dia menyadari ada yang tidak beres. Kartu ATM yang dijanjikan
tidak kunjung datang. Setelah dicek ke bank, barulah ketahuan ketidakberesan
itu. Rekeningnya terkuras ratusan juta rupiah. Apes judulnya.
Kejahatan
itu berawal di bilik ATM. Para penjahatnya sudah merencanakan untuk menjebak
orang-orang yang mengggunakan ATM itu. Perencanaannya bisa dilihat dari nomor
telepon jebakan yang ada. Nomor-nomor telepon itu umumnya sudah ditempel di
dalam bilik ATM. Untuk orang-orang yang kurang jeli, bisa jadi mempercayai
begitu saja nomor yang tertulis di situ. Apalagi ketika ditelpon, cara orang di
ujung sana menjawab telepon mirip dengan petugas customer service di bank.
Teman
saya itu sangat terpukul karena kehilangan ratusan juta rupiah. Teman-temannya,
termasuk saya, merasa prihatin namun tidak bisa melakukan sesuatu untuk
membantu. Ada beberapa teman yang mencoba memberi bantuan solusi. Saya hanya
bisa mendoakan semoga dia mendapatkan rejeki menggantikan apa yang hilang. {ST}