Ana

Kamis, 19 Maret 2015

Enggak Suka Cinderella




            Di bulan Maret 2015 ini, film Cinderella versi terbaru ditayangkan. Film ini menarik bagi kebanyakan perempuan di seluruh dunia. Tampaknya, saya tidak termasuk dalam perempuan kebanyakan itu. Saya tidak suka dengan cerita Cinderella.
            Saya hanya pernah sekali membaca ceritanya. Kalau tidak salah ingat, Cinderella adalah seorang anak perempuan yang ditinggal mati oleh ibunya. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak 2. Kedua anak dan ibunya ini sama judesnya. Mereka memperlakukan Cinderella dengan tidak baik. Suatu saat, ada pesta di Istana. Cinderella mendapatkan keajaiban sehingga bisa memiliki gaun dan sepatu indah. Keindahan itu ada syaratnya, yaitu hanya bertahan sampai tengah malam. Setelah tengah malam, Cinderella akan kembali menjadi anak kumuh. Sepatu kacanya yang terkenal ketinggalan di Istana ketika Cinderella buru-buru pergi menjelang tengah malam. Sepatu kaca inilah yang membantu sang pangeran menemukan putri cantik di pesta itu.
            Cerita seperti ini, bagi saya, termasuk cerita yang biasa saja, cenderung membosankan. Saya juga tidak suka karena Cinderella menemukan nasib baiknya hanya dengan menunggu sang pangeran. Kok, kayaknya jadi cewek gitu banget. Tak heran saya tidak bertumbuh dan bercita-cita menjadi Cinderella, seperti kebanyakan perempuan lainnya.
            Ketika film Cinderella mulai menjadi perbincangan, saya tidak ikut-ikutan. Ketika ada acara nobar Cinderella, saya juga tidak ikut-ikutan. Saya sempat dikira (sok) sibuk, padahal sebenarnya saya tidak suka. Ngapain juga buang-buang waktu untuk melihat sesuatu yang kita sudah pasti tidak suka? Mendingan mengerjakan yang lainnya saja. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini