Di
sebuah kelas tempat saya pernah belajar, sang guru menanyakan jam berapakah
sekarang? Hampir seluruh kelas menjawab setelah melihat jam tangan masing-masing.
Setelah itu sang guru meminta para peserta untuk tidak lagi melihat ke jam
tangannya. Kali ini yang ditanyakan adalah tentang detail jam tangannya.
Banyak
orang tidak mengenal dengan baik detail jam tangannya, padahal mereka melihat
benda itu berkali-kali dalam sehari. Ada yang tidak ingat bentuknya bundar atau
kotak. Ada yang tidak ingat angkanya menggunakan tulisan Romawi atau yang
biasa. Bahkan ada yang tidak ingat warnanya apa.
Saya
adalah sebagian kecil orang yang bisa menjawab dengan tepat. Orang-orang yang
duduk di dekat saya “memuji” kehebatan saya. Sang guru mengatakan kalau saya
pasti orang bertipe melankolis yang sangat memperhatikan detail. Hmmm…mungkin
juga, sih, ya…
Yang bikin agak jengah adalah
dibilang “hebat karena bisa menghapal”. Plis, deh! Dari dulu, saya bukanlah
orang yang bisa menghapal dengan baik. Saya ingat detail jam tangan saya karena
saya adalah orang yang membelinya. Sebelum dibeli, tentu saja saya pilih-pilih
dulu. Jam tangan ini saya pilih karena seseuai selera saya, dan juga sesuai
dengan kebutuhan. Saya juga bisa mengingatnya dengan baik karena saya sering
melihat jam tangan saya. Kadang-kadang lebih dari sekedar melihat, saya juga
mengamatinya dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jadi, kalau
saya bisa mengingat detail jam tangan saya. Itu adalah hal yang biasa saja. {ST}