Suatu
kali, saya mendapat tugas untuk meliput kegiatan di seuah TK. TK ini lokasinya
tidak terlalu jauh dari rumah saya. TK ini juga selalu saya lewati di jalan
menuju kantor. Karena itu, saya tidak keberatan dan bahkan bersukacita ketika
mendapatkan tugas ke TK ini.
Setiba
di sana, saya sudah disambut oleh panitia acara dan segera diarahkan menuju
tempat jalannya acara. Anakanak kecil sudah siap untuk menunjukkan atraksinya.
Saya pun menuju ruang aula, tempat mereka menunjukkan aksinya.
Tak
lama kemudian, saya mau pipis. Ini sudah bisa ditebak sebenarnya. Hampir setiap
hari saya pipis di jam yang sama. Walaupun sayang meninggalkan atraksi yang
sedang berlangsung, saya akhirnya mencari toilet daripada kehilangan
konsentrasi.
Toilet
dapat saya temukan dengan mudah. Petunjuknya jelas. Wastafel kecil yang ada di
depannya makin menunjukkan jati diri ruangan toilet. Wastafel itu kecil dan
pendek. Tingginya dibuat setara dengan tangan anak TK. Bentuknya imut dan lucu.
Ketika
masuk ke toilet, saya mencari toilet dengan kloset duduk. Dengan tubuh yang
agak melar seperti sekarang ini, saya memang lebih nyaman menggunakan kloset
duduk. Kloset model inilah yang berada di toilet rumah kami. Niat menggunakan
kloset duduk makin kukuh karena saya tahu biasanya di sekolah seperti ini
toiletnya bersih. Tidak perlu khawatir akan kuman dan kotoran seperti di tempat
umum.
Saya
kaget sekali ketika masuk ke dalam bilik yang berisi kloset jongkok. Kloset
yang ada di situ berukuran mini, kecil mungil. Kalau orang dewasa duduk di situ akan terasa seperti
berjongkok. Saya akhirnya mengurungkan niat menggunakan kloset duduk. Lebih
baik menggunakan kloset jongkok yang ukurannya cocok untuk orang dewasa. {ST}