Ketika
berada di Palangkaraya,s aya sering sekali mengikuti kebaktian. Ada juga
beberapa kegiatan arisan. Kebaktian itu untuk memperingati hari ulang tahun,
hari jadi pernikahan, ucapan syukur, dll. Dari semua kebaktian yang saya
hadiri, kadang-kadang saya bertemu dengan orang yang sama.
Ternyata,
kegiatan kebaktian dan arisan memang menjadi kegiatan yang umum di
Palangkaraya. Mamah dan Papah yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di
Palangkaraya sangat sering ikut kegiatan seperti ini. Kebaktian dan arisan
adalah salah satu “kesibukan” mereka.
Kadang-kadang
saya berpikir, apakah mereka tidak kehilangan makna kebaktian itu sendiri?
Terlalu rutin melakukan sesuatu tanpa merenungi artinya bisa membuatnya
kehilangan makna. Analoginya kira-kira sama seperti bernapas. Kegiatan ini
sangat penting tapi karena dilakukan hampir setiap saat dan gratis, mungkin
saja ada orang yang tidak menganggapnya istimewa dan kurang bisa menghargainya.
Semoga saja tidak demikian halnya yang terjadi di Palangkaraya. {ST}