Gigitan
kutu kasur sudah lama tidak saya rasakan. Saya harus bersyukur memiliki tempat
tinggal dan tempat tidur yang bersih, yang bebas dari kutu kasur. Kutu kasur,
tidak memiliki tempat di rumah kami.
Suatu
kali, saya menginguti acara retreat di daerah Cisarua. Kami menginap di villa
yang sepertinya memang diperuntukkan untuk kegiatan seperti itu. Selain
kamar-kamar yang berada di dalam bangunan rumah, ada juga juga kamar-kamar yang
berada di dalam bangunan besar seperti bangsal. Di dalam setiap kamar tidur ini
ada 5 – 12 tempat tidur berderet-deret.
Saya
kebagian untuk menginap di kamar bangsal. Dalam kamar kami ada 5 tempat tidur.
Saya kebagian di sebelah tengah. Di samping kiri kanan saya ada teman-teman
yang lain. Kebetulan saat itu hanya ada 3 orang yang menginap di kamar itu.
Jadi, bagian tengahnya cukup lega.
Malam
itu, saya tidur menghadap kanan. Sepertinya adalah posisi ternyaman saat itu.
Dengan posisi agak meringkuk karena kedinginan, saya mulai menjelajah alam
mimpi. Posisi miring ke kanan ini ternyata awet sampai esok paginya. Ketika
bangun di pagi hari, saya masih meringkuk menghadap ke kanan.
Tak
disangka, bagian badan sebelah kanan saya terasa gatal. Mulai dari pinggang,
paha, dan kaki, terasa gatal yang menggigit. Saya yang mengenakan pakaian
tertutup untuk menahan dingin hanya bisa menggaruk-garuknya. Ketika saya
mengamati bagian yang gatal itu, terlihat bengkak dan berwarna merah.
Bengkaknya terlihat seperti gigitan nyamuk, tapi rasanya seperti gigitan semut.
Teman-teman
saya mengatakan kalau itu adalah ulah kutu kasur. Kasur yang lembab dan jarang
digunakan memang sering menjadi tempat tinggal para kutu kasur. Kutu kasur
sangat kecil dan kadang-kadang tidak terlihat. Kali ini, saya pun tidak bisa
melihat kutu kasur itu. Namun saya dapat merasakan perbuatan pasukan kutu kasur
itu. Kaki saya bengkak-bengkak berwarna merah dan terasa sangat gatal. {ST}