Perjalanan
mudik saya berakhir ketika peawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 553 yang
saya tumpangi tiba di Jakarta. Penerbangan ini dijadwalkan berangkat pukul
17.10 WIB dari Palangkaraya dan tiba di Jakarta pukul 19.00 WIB.
Dalam
kenyataannya, penerbangan ini tertunda hampir 40 menit. Tidak ada alasan khusus
yang diumumkan oleh pihak bandara ataupun maskapai penerbangan atas
keterlambatan ini. Namun hampir semua penumpang, termasuk saya, dapat menduga
kalau alasannya karena cuaca. Keadaan cuaca diberitakan terus menerus melalui breaking news di TV. Berita ini terkait
dengan pencarian korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501.
Kami
tinggal landas dengan mulus. Palangkaraya saat itu mendung dan berawan cukup
tebal. Penerbangan mulus itu mendadak terganggu ketika beberapa menit kemudian
ada guncangan yang cukup keras. Lampu tanda kenakan sabuk pengaman menyala.
Pengumuman dari awak pesawat mengingatkan penumpang untuk tetap duduk di tempat
masing-masing dan tidak menggunakan kamar kecil.
Guncangan
itu terjadi berkali-kali selama penerbangan yang sebenarnya cukup singkat itu.
Seruan kepanikan penumpang terdengar dari beberapa sudut. Ada yang takut
pesawatnya akan jatuh. Ada yang menenangkan. Ada yang minta permen. Ada juga
yang membaca majalah.
Saya
termasuk orang yang membaca majalah. Saya membaca halaman 152 yang berisi doa
perjalanan dari berbagai agama. Saya membaca doa ini berulang-ulang. Beberapa orang
sepertinya juga ada yang melakukan hal yang sama. Saya mendengar ada orang yang
menyebut 152.
Walaupun bukan orang yang penakut, terus
terang nyali ciut juga mendengar berita-berita tentang jatuhnya pesawat Air
Asia QZ 8501. Pesawat yang saya tumpangi ini akan melintasi daerah di mana
korban-korban pesawat ini ditemukan, Laut Jawa. Rasanya, baru pertama kali ini
saya merasa agak takut ketika terbang. Nyali yang ciut itu bertambah ciut
ketika di luar jendela tampak kilat bersusulan.
GA 553 akhirnya tiba dengan selamat
di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Saat itu sudah menjelang pukul 8 malam.
Lega sekali rasanya bisa menjejakkan kaki kembali di darat. {ST}