Sesaat setelah mendarat, saya
mendapat telepon. Ternyata yang menelpon Kak Budi, seorang saudara yang tinggal
di Banjarbaru. Dia juga adalah seorang yang saya tanyakan tentang info
transportasi ke Palangkaraya.
Kak Budi berbaik hati menjemput
saya di bandara karena saya baru pertama kali ke Palangkaraya lewat
Banjarmasin. Dia khawatir saya akan kesulitan untuk mendapatkan transportasi
lanjutan. Kak Budi datang bersama temannya yang bersedia mengantarkan saya
sampai ke tempat mobil travel.
Dalam petunjuk via SMS yang saya
dapatkan, Kak Budi mengatakan kalau dia akan menjemput di pintu keluar bandara.
Petunjuk itu lengkap menyebutkan kalau dia adalah yang gondrong bercelana
pendek. Saya jadi tertawa sendiri membacanya. Kalau diingat-ingat, kami memang
belum pernah bertemu secara langsung. Kami hanya pernah bertemu lewat media sosial dan halo-halo di telepon.
{ST}