Ana

Rabu, 31 Desember 2014

Serbuan Sesu di Pohon Rambutan




                Niat untuk menyajikan buah rambutan dari “pohon natal” agak terhalang oleh beberapa hal. Pertama karena tidak semua buah rambutan yang matang bisa diambil dengan mudah. Kedua karena banyaknya semut merah besar yang di daerah sini dikenal sebagai sesu.
                Sesu itu menyerang orang-orang yang mencoba mengambil rambutan di tempat yang buahnya rimbun. Sepertinya mereka bersarang tak jauh dari buah-buah itu. Orang-orang yang berpengalaman naik pohon pun banyak yang menyerah karena serbuan sesu ini.
                Gigitan sesu terasa perih dan gatal. Kadang agak panas. Bekas gigitannya tidak cepat hilang. Waktu saya kecil dulu, bekas gigitan sesu ini menimbulkan luka kecil-kecil yang menjadi koreng ketika kering. Koreng kecil ini kalau terkelupas akan membuat kulit berwarna lebih terang. Sekilas terlihat seperti panu. Hiii...
                Sampai menjelang tahun baru 2015, pohon rambutan di rumah kami masih banyak buahnya. Buah-buah rambutan itu bertahan di pohonnya bukan karena tidak ada peminat atau pemiliknya pelit, tapi karena para sesu menjaganya dengan gigih. {ST}

Capung #11





Pawai Budaya Kreatif 2014 #134





Selasa, 30 Desember 2014

Ikan Bakar Setiap Hari




                Selama beberapa hari pertama kembali ke Palangkaraya, hampir setiap hari saya makan ikan bakar. Ikan bakar memang salah satu hidangan khas di kota ini. Lebih khas lagi kalau ikannya diambil dari Sungai Kahayan, sungai yang mengalir melewati Kota Palangkaraya.

                Menu yang sama setiap hari tidak membuat saya bosan. Hmmm...sepertinya itu hanya berlaku untuk menu yang 1 ini. Ikan bakar memang selalu menjadi makanan kesukaan saya. Lebih enak lagi kalau makannya pakai tangan. Nasinya yang panas, tak lupa sambelnya. {ST}

Capung #10





Pawai Budaya Kreatif 2014 #133





Senin, 29 Desember 2014

Reuni Kecil Teman SD




                Tak lama setelah tiba di Palangkaraya, seorang teman sewaktu SD ada yang kontak. Intinya, dia mau mengajak ketemu. Kangen juga rasanya. Kami memang tidak pernah bertemu lagi bertahun-tahun lamanya. Saya pun menyambut rencana itu dengan senang.
                Teman saya ini mengajak teman-teman lain untuk bertemu. Tentu saja saya semakin senang bertemu lebih banyak teman lama. Akhirnya, kami yang berkumpul sebanyak 4 orang. Kami mengawalinya dengan makan siang bersama di sebuaha warung makan di Jalan Banda Palangkaraya. Warung makan yang dikelola oleh seorang acil ini menyediakan aneka ikan bakar.
                Setelah kenyang makan ikan bakar, kami melanjutkannya dengan karaoke. Di sepanjang jalan, kami saling bercerita tentang masa lalu dan perkembangan kehidupan kami. Dua dari empat orang di dalam mobil itu telah menjadi ibu. Salah seorangnya bahkan menjadi ibu dari 4 orang anak. Wow!
                Karaoke di siang hari itu tidak memakan waktu lama, hanya 1 jam lebih sedikit. Teman-teman yang sudah menjadi ibu-ibu memikirkan anak-anak yang ditinggalkan sementara untuk reuni kecil ini. Sebelum jam 3 sore, kami semua sudah kembali ke rumah masing-masing dengan urusan masing-masing.
                Walaupun reuni ini hanya dihadiri 4 orang dan waktunya sangat singkat, namun cukup menggembirakan. Rasanya sampai berhari-hari kemudian kami semua masih merasa senang dan memajang foto profil ketika reuni. Reuni kecil ini menimbulkan ide untuk mengadakan reuni yang lebih besar dengan peserta lebih banyak. {ST}

Capung #9





Pawai Budaya Kreatif 2014 #132





Sabtu, 27 Desember 2014

Lampu Jalan Tenaga Surya




                Ketika melewati jalan trans Kalimantan, beberapa kali saya melihat lampu jalan yang menggunakan tenaga surya. Sumber tenaga yang digunakan bisa dilihat dari panel surya kecil yang dipasang di tiang lampunya. Lampu-lampu jalan ini berderet-deret terutama di daerah yang dekat dengan jembatan.
                Sayangnya, tidak sepanjang jalan ada lampu seperti ini. Daerah yang tidak dipasangi lampu jalan cukup panjang. Bayangkan saja bagaimana gelapnya di waktu malam. Bagi yang tidak terbiasa melewati jalan ini, mungkin itu akan jadi pengalaman yang menegangkan.
                Pemasangan lampu jalan bertenaga surya adalah suatu hal yang layak diapresiasi. Lampu jalan tenaga surya di Kalimantan adalah sesuatu yang tepat guna. Sinar matahari sangat melimpah di Kalimantan, gratis pula. Tinggal kita yang memanfaatkannya untuk kehidupan kita.
                Konon kabarnya, investasi untuk pembuatan lampu bertenaga surya mahal. Itu sebabnya lampu jalan bertenaga surya ini tidak dipasang di sepanjang jalan. Semoga ke depannya makin banyak yang memanfaatkan sinar surya sebagai sumber tenaga listrik. {ST}

Capung #7





Pawai Budaya Kreatif 2014 #130





Popular Posts

Isi blog ini