Keluarga kami memiliki rumah di
ibukota negeri ini, Jakarta. Rumah ini terletak di tengah kota, di Jakarta
Pusat. Rumah 2 lantai ini adalah tempat tinggal saya selama beberapa tahun
terakhir ini.
Walaupun berada di tengah kota
yang penduduknya sangat adat, rumah kami ini tidak terlalu terpengaruh. Selalu
ada nuansa ketenangan di rumah kami yang didominasi warna hijau ini. Warna
hijau adalah warna kesukaan Mamah, sang nyonya rumah. Seorang teman baik saya
mengatakan kalau rumah kamai asri. Memang benar juga, sih. Rumah kami memang
asri.
Di rumah kami banyak tanaman.
Halaman yang tidak terlalu besar itu menjadi tempat bertumbuh bagi beberapa
tanaman. Di jalan depan rumah, ada beberapa pohon peneduh. Pohon-pohon ini
mendatangkan burung-burung yang mencari makanan. Kicauan burung menambah
asrinya rumah kami. Kadang-kadang, saya sendiri mengagumi keadaan ini. Rasanya
seperti bukan di Jakarta. Sesuatu yang sangat layak disyukuri.
Dalam tahun-tahun terakhir ini,
harga properti di lingkungan rumah kami bergerak naik. Kenaikan ini bergerak
seiring dengan NJOP di kota metropolitan ini. Kenaikan harga tanah itu, juga
berimbas pada kenaikan PBB yang harus kami bayarkan. PBB jadi mahal bingit.
Berkali-kali lipat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Rumah kami adalah perumahan tua.
Yang sekarang tinggal di rumah-rumah kompleks kami, kebanyakan bukan lagi
penghuni pertamanya. Perumahan yang dibangun di awal tahun 1970-an ini awalnya
dimiliki oleh orang-orang yang masih ikut dalam perjuangan kemerdekaan, angkatan
almarhum kakek kami. Kami adalah generasi ketiga yang tinggal di sini.
Rumah-rumah di sekitar kami
banyak yang sudah dijual. Banyak rumah dibeli oleh pemerintah daerah.
Rumah-rumah ini kemudian beralih fungsi menjadi kantor perwakilan daerah.
Ketika masih kuliah, saya pernah berkeliling kompleks menggunakan sepeda dan
mencoba menghitung jumlah rumah yang dijadikan kantor perwakilan daerah. Saat
itu ada 5 atau 6 rumah di kompleks kami yang menjadi perwakilan daerah. Ada
yang perwakilan tingkat I, ada juga yang tingkat II. Sekarang, rumah-rumah yang
dijadikan perwakilan daerah jumlahnya bertambah banyak. Saya sudah tidak lagi
kurang kerjaan untuk menghitungnya.
Rumah kami dibangun tahun
1990-an. Rumah ini dibangun menggantikan rumah lama yang tidak cukup besar
untuk keluarga kami yang berjumlah 6 orang. Saat ini, rumah ini terasa terlalu
besar bagi kami, 3 orang penghuni tetap di sini. Rumah ini juga sudah
memerlukan beberapa perbaikan. Banyak bagian yang sudah perlu diganti. {ST}