Suatu hari libur, saya
menghabiskan waktu saya dengan mengunjungi kopitiam. Sebenarnya, kunjungan ini
tidak saya rencanakan. Itu adalah penantian selagi mobil masuk ke bengkel. Saya
berjalan-jalan sekalian mencari inspirasi untuk cerita gajah kecil yang mau
saya buat.
Saya sengaja memilih meja
pojokan di kopitiam itu. Meja bundar itu dikitari 4 tempat duduk. Karena saya
hanya sendirian, maka hanya ada 1 tempat duduk yang terisi, yaitu kursi yang saya
duduki. Pemandangan ini agak berbeda dengan meja-meja lainnya yang berisi
minimal 2 orang. Bahkan, ada 2 meja yang dijadikan 1 karena banyaknya orang.
Saya memesan menu sarapan,
karena saat itu memang masih pagi, masih waktunya sarapan. Saya memesan roti
bakar keju dan kopi. Sambil menikmati sarapan, saya mencoret-coret dalam
catatan kecil saya. Coretan ini berupa tulisan, gambar dan juga mindmap. Saat itu, saya memang sedang
memikirkan beberapa tulisan. Ada beberapa artikel dan juga cerita kecil untuk anak
kecil.
Melihat saya sendirian, ada
beberapa orang yang menyapa. Orang pertama yang menyapa, tentu saja pelayan
yang menanyakan pesanan. Selain itu, ada beberapa orang lain. Di negeri ini,
saling menyapa memang adalah hal yang biasa. Hal yang baisa pula kalau ada
pertanyaan-pertanyaan setelah sapaan.
“Sama siapa, Mbak?” tanya
seorang yang tidak saya kenal. Pertanyaan basa-basi yang sebenarnya tidak perlu
saya jawab. Dia juga bisa lihat kalau saya sendiri.
“Sama gajah kecil,” jawab saya.
Saat itu, saya memang sedang bersama seekor gajah kecil warna pink berbelalai
panjang. Dia ada dalam pikiran saya, sedang menanti saatnya untuk dikeluarkan
dari pikiran. Entah apa yang dipikirkan kemudian oleh si mas yang tadi
bertanya. {ST}