Kenaikan harga BBM memicu banyak
reaksi. Ada yang berdemonstrasi, ada yang pasrah, ada yang tenang-tenang saja.
Saya termasuk yang pasrah (karena memang sudah tahu akan naik). Saya juga bisa
mengerti penyebab pemerintah menaikkan harga BBM yang menyangkut hajat hidup
orang banyak itu. Saudara-saudara saya di Kalimantan termsuk orang yang
tenang-tenang saja mendengar kenaikan harga BBM.
Mereka tenang bukan karena kebanyakan
duit atau sama sekali tidak memerlukan BBM. Mereka tidak mempersoalkan karena
harga baru yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari harga yang biasanya
beredar di sana. Di hulu Sungai Kahayan, harga bensin per liternya Rp 10.000 –
Rp 12.000. Itu adalah harga sebelum BBM dinaikkan. Itu adalah harga eceran
ketika harga resmi hanya Rp 6500. Harga bensin yang baru, Rp 8500, masih lebih
rendah dari harga eceran di sana. {ST}