Ana

Rabu, 24 September 2014

Bukan Hanya Travel Writer




                Sekarang ini cukup banyak orang yang menjadi travel writer, entah itu gelar yang diberikan oleh orang lain, atau juga karena mereka merasa dirinya travel writer. Tnetu saja itu karena mereka menuliskan catatan perjalanan mereka. Dengan demikian, maka sudah bisa dikatakan seseorang adalah travel writer.
                Buat travel writer yang suka ngeblog, sebutan mereka akan menjadi travel blogger. Dengan makin berkembangnya teknologi, jumlah travel blogger makin banyak. Saya juga kadang-kadang bisa dikatakan sebagai travel blogger ketika saya menuliskan pengalaman saya ketika bepergian.
                Suatu kali, seorang kenalan saya yang kebetulan membaca blog saya berpendapat kalau tulisan saya tidak membuat saya layak untuk dikatakan sebagai travel writer atau juga travel blogger. Entah tulisan mana yang dia maksud, mungkin tetang burung tekukur panjang umur di rumah kami, tentang kura-kura, atau juga tentang kecoa. Saat itu saya hanya tertawa-tawa tanpa sempat menjawab.
                Namun pertanyaan dan pernyataannya itu ternyata cukup membekas. Bukan karena saya tersinggung, tapi karena saya baru sadar kalau dia memandang saya sebagai travel writer atau travel blogger. Pantas saja kalau dia berpendapat kalau saya tidak layak dan kecewa membaca blog saya. Di blog ini, saya memang menulis sesuka hati saya. Apa saja yang menarik perhatian saya. Kadang-kadang tidak penting sama sekali. Kadang-kadang sangat jauh dari kesan “travel”, karena apa yang saya tuliskan adalah tentang diri saya sendiri.
                Setelah memikirkan tentang hal itu, saya jadi menyiapkan jawaban kalau suatu saat nanti ada yang menanyakan tentnag kelayakan saya sebagai travel writer. Saya akan menjawab, “Emang bukan travel writer, kok.” Hmmm….tapi belakangan ini saya berubah pikiran. Saya akan menjawab kalau saya bukan hanya sekedar travel writer. Dengan demikian berakhirlah catatan yang enggak penting-penting amat ini. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini