Bila
dibandingkan dengan beberapa kenalan dan rekan kerja, saya termasuk orang yang
menghargai waktu kerja. Di saat jam kerja, artinya harus bekerja. Waktu
istirahat untuk beristirahat, dan waktu bermain untuk bermain. Waktu bermain
sebenarnya adalah waktu bebas.
Kebiasaan
ini sudah saya terapkan ketika saya pertama kali bekerja dulu. Dengan kebiasaan
seperti ini, pekerjaan saya justru lebih mudah. Dengan fokus pada pekerjaan
pada suatu waktu, pekerjaan yang bisa dilakukan lebih banyak, dan tentu saja
akan lebih cepat selesai. Saya tidak perlu menggunakan waktu tambahan atau
lembur untuk mencapai hampir semua target saya.
Seorang
kenalan saya pernah emngatakan kalau saya “terlalu keras pada diri sendiri”. Saat
itu, saya juga sempat merenungkannya. Apakah benar demikian? Saya dianggap
bukanlah orang yang bisa santai dan menikmati hidup. Kala itu, saya sempat
mencoba gaya hidup “agak lemot” seperti teman saya itu. Diawali dengan berjalan
pelan sambil sesekali menyapa orang yang dikenal. Ketika sudah duduk di tempat
kerja dandan dulu, baru kemudian memulai pekerjaan. Ketika sudah 1 jam berjalan
dan mata sudah lelah, maka waktunya mengobrol dan ngomongin bos (kalau lagi gak
ada bos). Santai-santai berlanjut lagi ketika waktunya istirahat, waktu resmi
untuk bersantai. Perlu waktu 2 jam untuk istirahat ini dan perlu waktu nyaris 1
jam untuk tune in ke pekerjaan lagi.
Percobaan
ini tidak berlangsung lama, karena saya tidak tahan dan menilai gaya hidup
seperti itu tidak cocok untuk saya. Gaya hidup seperti ini kadang-kadang
berlanjut dengan lembur karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepta waktu.
Saya sebisa mungkin, tidak mengerjakan dan
membawa pekerjaan ke rumah untuk menyelesaikannya di waktu pribadi saya. Lebih
baik saya menyelesaikan pekerjaan saya dengan cepat, lebih cepat dibandingkan
dengan orang lain. Saya jadi masih punya waktu untuk mengecek dan memperbaiki
pekerjaan itu. Yang paling penting, saya bisa istirahat dan bersantai setelah
selesai, sementara teman-teman lain masih sibuk berusaha memusatkan
perhatiannya ke pekerjaan lemburnya.
Dengan bekerja “santai” seperti yang diterapkan
oleh teman-teman saya, rasanya, kok, kebebasan makin berkurang, yah. Hmmm…atau
malah kebebasan jadi hilang karena pekerjaan terkesan tidak ada habis-habisnya.
Lebih baik saya tetap menghargai waktu kerja. Waktu kerja dalah untuk bekerja. {ST}