Selama ini, ketika mendengar atau membaca
tentang BPK, saya selalu terbayang pada penerbit buku rohani Kristen yang
memiliki toko di daerah Kwitang. Saya cukup sering mengunjungi toko buku ini
karena letaknya yang dekat dengan gereja tempat saya biasanya sering kebaktian
dan turut melayani.
Image
toko buku itu pulalah yang masih terbawa ketika saya mengunjungi Kota Medan,
dan kemudian melanjutkannya menuju Tanah Karo. Ketika mendengar kata “BPK”
langsung terbayang toko buku dengan rak-raknya yang rapi diiringi dengan lagu
rohani. Image itu baru berubah ketiak saya kembali dari Tanah Karo.
Di
Tanah Karo, yang dimaksud dengan BPK adalah babi panggang karo. Babi panggang
jenis ini dipanggang dengan menggunakan bara api. Sebelumnya, babi sudah diberi
bumbu. Ketika dimasak, potongan daging babi ini sudah dipotong tipis-tipis,
sehingga ketika matangnya akan menjadi kering dan garing. Agak berbeda dengan
babi panggang versi lain yang dimasak dengan potongan besar, baru kemudian
dipotong-potong menjadi kecil. Rasanya juga lebih garing bila dibandingkan babi
panggang versi lain.
Sekembalinya
saya dari Tanah Karo, pandangan saya tentang BPK mendadak berubah. Kali ini,
setiap mendengar atau emmbaca tulisan tentang BPK, saya jadi teringatpada babi
panggang yang garing itu. Itu juga yang terjadi ketika saya ke toko buku BPK
Gunung Mulia. {ST}