Pemilihan presiden dan wakil
presiden tahun ini jatuh pada hari Rabu, 9 Juli 2014. Pada hari ini seluruh
warga negara Indonesia yang sudah dewasa berbondong-bondong ke TPS. WNI yang
antusias untuk memilih presidennya tidak hanya yang berada di Indonesia, lo. Yang
di luar negeri juga.
Lebih Banyak yang Ikut Memilih
Dalam pemilu kali ini, kabarnya
lebih banyak orang yang memilih dibandingkan dengan pemilu yang pernah diadakan
sebelumnya. Otomatis orang yang tidak memilih alias golput, jumlahnya makin
berkurang. Dengan calon presiden dan wakil presiden yang gencar berkampanye,
rata-rata orang sudah tahu siapa yang akan mereka pilih sebelum tiba hari
pemilihan umum.
Beberapa teman saya, yang biasanya
tidak peduli dengan pemilu, kali ini tidak demikian. Mereka antusias untuk ikut
berpartisipasi menentukan masa depan Indonesia. Beberapa anggota keluarga kami
pun merasakan antusiasme yang sama. Orang tua kami bahkan memberikan mandat
keapda anak-anaknya untuk mengurus formulir A5, formulir yang menyatakan
memilih bukan di tempat berdomisinya.
Memilih Cepat
Antusiasme pemilih sangat terasa
ketika tiba di TPS. TPS dipenuhi banyak orang. Di beberapa TPS bahkan
menyuguhkan dekorasi yang menarik. Ada yang dihias dengan ornamen khas daerah.
Ada yang petugas TPS-nya menggunakan kostum adat. Ada beberapa TPS yang
didekorasi dengan atribut sepak bola. Maklum saja, saat pemilu ini
dilaksanakan, Piala Dunia 2014 juga sedang dilangsungkan di Brasil. Acara akbar
sepak bola yang digelar setiap 4 tahun itu memang menarik bagi sebagian besar
penduduk dunia.
Kerumunan di depan papan informasi
calon yang akan dipilih tidak banyak. Pemilihan umum yang hanya diikuti oleh 2
orang kontestan ini membuat orang bisa dnegan yakin untuk memilih orang yang
didukungnya. Pada pemilu legislatif, yang dipilih adalah ratusan nama calon
legislatif. Deretan nama-nama ini tanpa foto dan visi misi. Kalau tidak cermat
mencari informasi, bisa-bisa asal memilih saja.
Di TPS 33 tempat saya memilih,
keramaian juga terjadi. Keramaian ini tidak berlangsung lama. Orang yang datang
ke TPS, tidak perlu mengantri lama seperti pemilu legislatif di tanggal 9 April
yang lalu. Seakan-akan mereka sudah tahu siapa yang akan dipilih. Proses
berlangsung cepat. Sangat cepat.
Menghitung Cepat
Sepulang dari TPS, saya melihat TV
untuk mendapatkan kabar berita. Ternyaat sudaha da TV yang melaporkan perolehan
suara. Perolehan suara ini disajikan dengan cara penghitungan cepat oleh
ebberapa lembaga survei. Di hari pertama itu, umumnya perolehan suara kedua
calon beda-beda tipis.
Makin banyak data yang masuk,
perolehan suara makin berbeda. Nah, perbedaan inilah yang membuat kehebohan. Pemenang
dengan suara terbanyak di tiap TV berbeda. Di TV yang pemiliknya pro kepada pasangan
capres cawapres tertentu, maka merekalah yang menang. Kehebohan ini menjadi
pergunjingan yang berlanjut menjadi aneka ejekan ketika ada stasiun TV yang
menyajikan data, yang ketika dijumlahkan, totalnya lebih dari 100 persen.
Hitung cepat alias quick count menjadi fenomena tersendiri
di negeri ini. Hasil quick count tidak hanya dipantau, tapi juga dibandingkan
dengan lembaga lainnya. Bila hasilnya berbeda, sudah pasti akan ada yang
emngomentarinya. Saya sendiri lebih memilih menunggu hasil penghitungan resmi
saja di tanggal 22 Juli 2014.
Pemilu Aman
Secara keseluruhan, pemilu presiden
dan wakil presiden tahun ini berlangsung lancar dan relatif aman. Perbedaan
pendapat masih ada namun tidak berkembang menjadi pertikaian seperti yang
ditakutkan beberapa pihak. Semoga keamanan dan kedamaian di Indonesia ini tetap
terus berlangsung ketika hasil resminya diumumkan. {ST}