Ketika berkunjung ke Bandung ada
spanduk yang menarik perhatian saya. Spanduk ini bertuliskan “Selamat datang peserta lomba menyusui
eksklusif”. Spanduk yang dipasang di daerah yang masih termasuk RS Borromeus
itu, dalam pemikiran saya, pasti berhubungan dengan masalah kesehatan. ASI
eksklusif memang baik buat bayi, kan?
Namun, pikiran saya tidak hanya
berhenti sampai di situ. Yang namanya lomba, tentunya akan ada pemenangnya. Yang
menang adalah orang yang memenuhi kriteria penilaian dengan hasil terbaik.
Untuk lomba lari cepat, pemenangnya adalah orang yang berlari paling cepat.
Lomba masak pemenangnya adalah orang yang masaknya cepat, enak dan tersaji
dengan cantik. Lah, kalo lomba menyusui?
Karena penasaran, saya sempat mau
mampir ke tempat lomba itu. Namun hal itu tidak kesampaian. Saya, yang ke
Bandung untuk menghadiri pemberkatan dan resepsi pernikahan seorang sepupu,
tentu saja harus memberikan prioritas kepada acara yang sudah ada. Seperti juga
kebanyakan orang di dunia ini, saya pun mencari informasinya dengan internet.
Googling.
Di website RS ini, www.rsborromeus.com, saya menemukan tata
tertib lomba. Bayi minum terakhir pukul 7. Pukul 7.30 diadakan penimbangan
bayi. Tidak mengganti baju/popok selama lomba berlangsung. Para pengantar
menunggu di ruang tunggu. Tas/perlengkapan bayi diletakkan di tempat yang sudah
disediakan. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Namun, saya tidak
menemukan kriteria penilaiannya. Apakah itu banyaknya ASI yang diminum bayi?
Apakah gaya ibu menyusui? Ah, jadi tambah penasaran.
Dari sebuah situs berita yang memberitakan
lomba serupa di tempat lain ada dituliskan kriteria penilaiannya. Beberapa hal
yang akan dinilai adalah bagaimana
ibu menaruh bayinya, letak perlekatan antara bayi dan ibu pada saat menyusui
sehingga ada kenyamanan antara anak dan ibu. Juri buat lomba yang harus membuka
bagian dada sang ibu ini ternyata perempuan semua. Ternyata lomba ini buat
menyukseskan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD). {ST}