Ana

Sabtu, 12 Juli 2014

Hantu Rumah Kami Ternyata Radio




            Keluarga kami memiliki rumah di Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah. Rumah yang terletak di pinggir jalan besar ini sehari-harinya ditinggali oleh Papah. Kami, anak-anaknya lebih banyak tinggal di kota yang lain. Kadang-kadang Mamah juga di sana untuk menemani Papah.
            Di bulan-bulan awal tahun 2014 ini, Mamah jarang ke Palangkaraya. Itu disebabkan karena kesehatannya yang sempat memburuk dan terpaksa dirawat di RS. Kami, anak-anaknya memang belum mengijinkan dia pergi jauh sampai benar-benar sehat. Menurut dokter, kesehatannya akan kembali pulih dan stabil kira-kira 2 bulan setelah keluar rawat inap. Itu pun dengan kondisi tertib diet dan rutin rawat jalan.
            Mamah akhirnya memutuskan untuk ke Palangkaraya ketika mendengar Papah dijambret. Bisa dimaklumi kekhawatirannya, apalagi orang yang biasanya tinggal di rumah kami saat itu sedang tidak ada di rumah. Kami, yang sudah tahu kondisi Mamah sudah pulih, merelakan saja Mamah pergi dengan membawa perbekalan obat yang cukup.
            Ketika sampai di sana, kami mendengar berita mengejutkan. Kabarnya di rumah kami itu ada hantunya. Hantunya perempuan. Kabarnya pula, hantu itu bisa berbicara. Kehebohan soal hantu ini makin menjadi ketika diceritakan bagaimana menyeramkannya rumah-rumah kosong yang menjadi tetangga kami. Beberapa orang yang pernah berkunjung dan tinggal di rumah kami itu makin menguatkan dugaan adanya hantu ini.
            Cerita hantu ini berangsur-angsur hilang sampai akhirnya saya teringat kembali ketika sedang berbincang dengan Mamah yang baru tiba di Jakarta.
            “Hantu di rumah kita gimana kabarnya, Mah?” tanya saya dengan sedikit serius. Walaupun tidak kasat mata, urusan hantu bukanlah sesuatu yang sering dibicarakan sambil tertawa-tawa.
            “Kikikikik…,” Mamah malah tertawa ngikik. Awalnya saya mengira apakah hantu di rumah kami itu tertawa mengikik, atau….
            “Hantunya ternyata radio hehehe… Papahmu itu nyalakan radio tapi suaranya kecil. Jadi kaya orang bicara samar-samar gitu,” kata Mamah memberi penjelasan.
            Saya pun akhirnya tidak tahan untuk tertawa mendengar cerita hantu radio ini. Padahal cerita hantu itu sudah cukup membuat takut salah seorang tante saya yang memang penakut. Hihihi… {ST}

Popular Posts

Isi blog ini