Path adalah media sosial yang lagi happening saat ini. Kelebihannya (atau
mungkin lebih tepat disebut keunikannya) dari yang lain adalah sharing-nya yang terbatas, hanya untuk
150 orang teman. Sharing terbatas ini artinya hanya orang-orang itulah yang
bisa melihat apa yang kita update. Orang-orang
pilihan. Orang-orang dalam lingkaran terdekat kehidupan kita.
Saya juga memiliki akun Path yang
namanya mirip dengan nama blog ini. Akun saya ini hampir tidak pernah saya
gunakan. Itu karena saya sudah merasa cukup dengan fasilitas lain dari
internet. Saya sudah merasa cukup dengan Facebook, Twitter dan Blogger.
Tambahan media sosial lainnya rasanya bukanlah sesuatu yang penting bagi saya.
Keunikannya yang hanya untuk 150
orang teman membuat orang merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri.
Sekonyol apapun, toh, yang melihat juga hanya rekan-rekan dekat saja. Itulah
salah satu alasan dari beberapa rekan yang gemar menggunakan Path, selain
supaya tidak ketinggalan jaman tentunya.
Baru-baru ini, tersebar status Path
seorang perempuan muda yang kesal pada ibu-ibu hamil di KRL. Status itu
mengundang komentar banyak kalangan. Status ini bahkan menjadi berita di
beberapa media. Berita itu makin memancing komentar lagi. Status yang
seharusnya hanya bisa dilihat oleh paling banyak 150 orang itu telah beredar
luas menjadi viral.
Ini juga menjadi pelajaran bagi
banyak orang, termasuk saya, untuk tidak sembarangan mengumbar pendapat di
media sosial. Di media sosial yang aksesnya terbatas saja bisa bocor
kemana-mana. Sudah pasti orang yang menyebarkan status tentang ibu hamil itu
adalah kenalan si pembuat status. Bisa dilihat jelas dari tampilan yang
beredar. Ini juga pelajaran untuk lebih bisa mengungkapkan pendapat yang bisa
menjadi berkat. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar