Lingga
adalah sebuah desa kecil tak jauh dari Kabanjahe. Letaknya mungkin hanya
sekitar 5 km dari ibu kota Kabupaten tanah Karo itu. Desa ini bisa disebut
sebagai desa budaya. Di desa inilah budaya Karo masih dijaga dengan baik.
Kebudayaan Karo itu didokumentasikan
dengan baik dalam sebuah museum. Museum itu bernama Museum Karo Lingga. Museum
ini termasuk museum yang kecil, besarnya hampir sama seperti rumah penduduk di
sekitarnya. Dalam museum ini ada barang-barang yang biasa digunakan oleh orang
Karo dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam upacara khusus.
Selain museum ini, di Lingga juga
ada beberapa rumah tua yang dilestarikan. Rumah tua ini disebut rumah gerga,
rumah bersama untuk para keturunan raja. Rumah dengan cat warna-warni ini tidak
hanya sekedar monumen. Ada juga rumah yang berpenghuni. Saat saya ke sana, ada
anak-anak kecil dari keluarga Tarigan yang sedang menari dengan iringan musik
khas Karo. Mereka adalah penghuni rumah ini. Rumah yang ditinggali bersama ini
mengingatkan saya akan rumah betang di Kalimantan.
Peninggalan masa lalu di Lingga juga
ada geriten, yaitu rumah tempat penyimpanan tulang. Sekali lagi geriten ini
mengingatkan saya pada budaya Dayak. Geriten ini mirip sekali dengan sandung,
rumah kecil tempat menyimpan tulang leluhur. Beberapa simbolnya juga ada yang
mirip.
Selain peninggalan masa lalu, desa
ini juga terpengaruh oleh modernisasi. Tak jauh dari geriten, ada sebuah tempat
game online. Saat itu, ada beberapa anak usia sekolah di tempat itu. Dengan
konsentrasi penuh, mereka menghadap ke TV sambil memainkan game-nya.
Kunjungan singkat saya ke Desa
Lingga itu sangat berkesan. Saya menghasilkan beberapa catatan dari kunjungan
ini. Semoga saja desa indah ini tetap lestari keindahan dan budayanya. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar