Selama bertahun-tahun, daerah Tanah
Abang menjadi daerah pusat kemacetan. Pedagang yang berjualan di badan jalan
menjadi salah satu sebab kemacetan dan kesemrawutan itu. Pembeli yang memadati
daerah ini membuat kendaraan sangat susah bergerak. Kepadatan makin bertambah
karena lalu lintas yang tersendat.
Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya,
Jokowi dan Ahok, akhirnya menemukan jalan untuk mengurangi kemacetan dan
kesemrawutan ini. Pedagang pinggir jalan ini dipindahkan ke sebuah blok di
daerah situ juga, Blok G. Blok ini dilengkapi dengan kios-kios, ATM, tempat
makan dan aneka fasilitas lainnya. Blok G diharapkan dapat memberikan
kenyamanan menjual dan membeli kepada para pedagang yang semula menempati badan jalan itu.
Perjuangan untuk memindahkan para
pedagang ini tidak mudah. Rejeki, yang menjadi daya tarik mereka untuk
berdagang, banyak yang berkurang ketika mereka pindah lokasi jualan. Hal itu
masih ditambah dengan barang dagangan mereka yang nyaris seragam. Kemampuan
mereka untuk bersaing sangat diuji.
Ketika renovasi dan pembangunan Blok
G selesai di bulan April 2014 ini, dukungannya makin ditambah. Untuk menarik
pengunjung ke tempat ini, diadakan banyak acara yang berhadiah. Eskalator dan
jembatan penghubung dengan blok lainnya pun dibangun untuk lebih memudahkan
pengunjung.
Walaupun demikian, konon kabarnya
Blok G ini masih sepi pengunjung. Bukan hanya pengunjungnya, pedagangnya pun
sepi. Ada beberapa pedagang yang enggan untuk pindah ke sini dan menempati kios
yang disediakan. Pemandangan kios-kios yang kosong bisa saja mempengaruhi
pembeli untuk datang ke tempat ini. Full
display adalah salah satu jurus jualan yang ampuh. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar