Penulisan
kata yang baku saat ini memang sering diabaikan. Gaya bahasa alay menjadi
budaya baru bagi anak-anak labil. Tidak hanya anak-anak dan remaja, orang
dewasa seumur saya atau bahkan lebih tua juga ada yang terkena gaya bahasa alay
ini. Dan mereka merasa keren kalau bisa mengetik dengan alay.
Aturan baku menggunakan bahasa alay
adalah penulisan kata-kata dengan simbol yang mirip dengan huruf atau angka
yang dimaksud. Misalnya huruf I diganti dengan angka 1 atau tanda seru (!).
Huruf a diganti dengan angka empat (4) atau @. Suka-sukanya, lah.
Gaya alay ini juga menjangkit kepada
para tenaga penjual. Kerap kali saya menerima SMS iklan dengan menggunakan gaya
bahasa seperti ini. Yang mengherankan, jualan yang mereka tawarkan tidak
semuanya alay. Ada juga yang jualannya serius. Ada yang menawarkan kredit tanpa
agunan, mobil, dll. ada yang menawarkan rumah dengan harga ratusan juga.
Dagangan yang serius. Kalau hanya mengandalkan kesan pertama, saya tidak akan
mau membeli dagangan para penjual alay ini. Kesannya, kok, enggak serius, ya,
jualannya? {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar