Ibu Risma yang saat ini menjabat
sebagai walikota Surabaya pernah membuat saya sebal. Saya cukup sebal dengan
wawancara emosional yang dilakukannya di salah satu TV swasta. Dalam acara itu,
dia menangis tersedu-sedu, bahkan sampai menyebutkan bahwa dia mau mundur saja
dari jabatannya. Saya betul-betul sanagt menyesalkan tangisan dan ambekannya di
depan jutaan pemirsa itu.
Makin hari, saya makin sering membaca
tulisan tentnag Ibu Risma. Memang wajar saja kalau dia sampai dapat tekanan
sangat besar. Dia berusaha mengubah hal-hal salah yang sudah menjadi rahasia
umum. Yang paling terkenal dari sepak terjangnya adalah usahanya untuk
membubarkan lokalisasi Dolly. Tempat pelacuran ini, yang menjadi sumber banyak
penyakit selama bertahun-tahun dan menjadi sumber kehidupan banyak orang mau
dibubarkan. Suatu tindakan yang masuk akal, namun ternyata mendapat banyak
tantangan.
Yang menentang tentu saja
orang-orang yang terlibat di dalamnya. Terutama sekali orang-orang yang
mendapat untung dari bisnis ini. Orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada
bisnis ini. Tapi ternyata tidak hanya itu. Yang mengagetkan, ada juga
penentangnya yang berasal dari kalangan ulama. Entah apa yang menjadi dasar
pemikirannya. Semoga saja bukan karena mereka menjadi pengunjung tempat ini.
Satu
hal lagi yang membuat saya makin kagum pada Bu Risma, dia berani memecat PNS
yang ketahuan menikah lagi tanpa izin. Selama ini saya pikir yang namanya PNS
tidak pernah dipecat. Yang tidak berprestasi atau melakukan kesalahan biasanya
dimutasi. Semacam memindahkan masalah ke tempat lain. Salah satu yang membuat
saya tidak berminat sama sekali untuk masuk PNS.
Bu
Risma, dengan berani memecat orang-orang yang melakukan pelanggaran dan juga
menikah tanpa izin. Menikah tanpa izin istri pertama alias berzina memang
menjadi dosa turun temurun di mana pun. Umat manusia juga seakan-akan
memakluminya dengan menerima keberadaan rumah bordil. Atau juga tutup mata dengan
adanya istri simpanan di mana-mana. Salut untuk Ibu Risma yang berani memutus
mata rantai ini. Semoga Ibu Risma tetap teguh dengan tekadnya. Pantang mundur
walaupun sesekali harus menangis juga. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar