Buku ini menceritakan kisah masa kecil Roald
Dahl, seorang penulis cerita anak yang terkenal. Ini adalah catatan-catatan
kejadian yang memberikan kesan amat mendalam baginya. Kejadian-kejadian yang
tidak bisa dilupakan bahkan sampai berpuluh-puluh tahun kemudian. Namun. Buku ini bukanlah otobiografi.
Tulisan-tulisan di buku ini adalah kenangan masa kecil yang selalu diingat oleh
Roald Dahl sampai masa tuanya.
Roald
mengawali ceritanya dengan kisah ayahnya, Harald Dahl, yang berkebangsaan
Norwegia. Harald meninggalkan Norwegia bersama saudaranya, Oscar, dan memulai hidup serta bisnis yang baru. Di
tempat baru, Harald menikah dengan Marie. Namun malang, Marie meninggal dunia
setelah melahirkan anak kedua. Harald kemudian bertemu dan menikah dengan
Sofie. Sofie melahirkan 4 anak, termasuk Roald Dahl.
Buku
ini dibagi dalam beberapa bagian berdasarkan kenangan Roald akan usianya.
Diawali dari masa taman kanak-kanak, umur 7-9 tahun di Llandaff Cathedral
School, umur 9-13 tahun di Sekolah St. Peter dan umur 13-20 tahun.
Di
masa kanak-kanaknya, Roald dan teman-temannya adalah anak-anak yang jahil.
Mereka mengerjai penjual permen yang menurut mereka menyeramkan. Penjual permen
ini kemudian membalas dengan mengadukannya ke kepala sekolah. Kepala sekolah
ini kemudian menghukum mereka dengan memukul menggunakan rotan.
Di
usia 9 tahun, dia sudah meninggalkan rumah untuk bersekolah asrama. Di tempat
inilah banyak kenangan yang membekas. Di tempat inilah awal dari surat-surat
yang dikirimkannya kepada ibunya. Roald selalu mengirimkan surat kepada ibunya
sampai dengan hari tuanya. Roald mengisahkan tentang matron yang galak juga
kerinduannya pada rumah yang membuatnya nekat untuk pura-pura sakit.
Usia
remajanya dihabiskan di Repton, sekali lagi sebuah sekolah berasrama. Di
sekolah ini, dia harus menghadapi bullying dari para seniornya, entah dipukul
atau diminta untuk menghangatkan toilet. Roald juga menceritakan kepala
sekolahnya, yang gemar memberikan hukuman dengan pukulan.
Di
Repton, Roald tidak tumbuh sebagai pecundang. Dia punya beberapa keahlian yang
membuatnya tetap merasa sebagai pemenang. Roald jago di bidang olahraga dan
fotografi. Dia menjadi kapten di cabang olahraga fives, permainan
seperti squash. Kapten olahraga di Repton dianggap sebagai orang penting.
Fotografi
juga membawanya menjadi orang yang dikenal. Master keseniannya sampai
mengadakan pameran untuk foto-fotonya dengan melibatkan seluruh sekolah seni
untuk proyek ini. Para master lain yang sebelumnya nyaris tidak pernah
berbicara kepada Roald selama 4 tahun sampai memuji-muji pameran itu. Saat itu
fotografi tidaklah semudah sekarang. Setiap kali keluar untuk memotret, Roald
hanya punya 6 kesempatan pengambilan foto, sehingga menekan tombol kamera
adalah hal yang harus dipikirkan matang-matang. Enam kesempatan itu adalah 6
pelat kaca yang harus disiapkan sebelumnya di kamar gelap.
Roald
mengakhiri bukunya dengan sedikit ceritanya ketika meninggalkan sekolah. Dia
bekerja menjadi pegawai kantoran di Shell. Dia meminta untuk ditugaskan ke
Afrika, negeri penuh misteri yang membangkitkan semangat petualangannya. Dia
merasa menjadi orang yang sangat hebat ketika seluruh keluarganya mengantarnya
ke dermaga. Cerita selanjutnya? Mungkin akan ada di buku yang lain lagi karena
tentunya dia sudah bukan anak-anak lagi.
Buku
ini cukup menghibur bagi saya. Sedikit mengingatkan akan diri saya sendiri.
Saya juga punya banyak kenangan masa kecil yang tidak bisa hilang dari ingatan
walau sudah berpuluh-puluh tahun kejadiannya. Ada kejadian menyenangkan, ada
juga yang menyakitkan. Mungkin suatu saat nanti, buku-buku cerita anak karangan
saya juga akan terkenal seperti buku cerita yang ditulis oleh Roald Dahl. {ST}